Ada Lebih 800 Ribu Kasus, Angka TBC RI Peringkat Kedua Terbanyak di Dunia

Ada Lebih 800 Ribu Kasus, Angka TBC RI Peringkat Kedua Terbanyak di Dunia

Khadijah Nur Azizah - detikHealth
Selasa, 30 Jan 2024 11:03 WIB
Ada Lebih 800 Ribu Kasus, Angka TBC RI Peringkat Kedua Terbanyak di Dunia
Potret pemeriksaan warga dengan TBC. (Foto: Antara Foto/Yudi)
Jakarta -

Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) merilis data kasus tuberkulosis (TBC) di Indonesia. Angka kasus TBC di Indonesia disebut tertinggi di tahun 2023 dengan 809 ribu kasus.

"Sebelum pandemi, penemuan kasus TBC hanya mencapai 40-45 persen dari estimasi kasus TBC jadi masih banyak kasus yang belum ditemukan atau juga belum dilaporkan," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dr Imran Pambudi dalam keterangan resmi dikutip Selasa, (30/1/2024).

Menurut Imran sebagai upaya perbaikan, Kemenkes melakukan perbaikan sistem deteksi dan pelaporan agar data menjadi real time. Selain itu, laboratorium atau fasilitas kesehatan dapat melaporkan langsung sehingga data dan penemuan kasus menjadi lebih baik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengendalian TBC juga menjadi prioritas penanganan pemerintah. Bukan tanpa sebab, persentase kasus TBC di Tanah Air menempati urutan kedua terbanyak di dunia.

Menurut data terbaru di Global TB report yang dirilis pada 7 November 2023, persentase jumlah kasus TBC di dunia yakni:

ADVERTISEMENT
  • India (27 persen)
  • Indonesia (10 persen)
  • China (7,1 persen)
  • Filipina (7,0 persen)
  • Pakistan (5,7 persen)
  • Nigeria (4,5 persen)
  • Bangladesh (3,6 persen)
  • Republik Demokratik Kongo (3,0 persen).

Lebih lanjut insiden TBC disebut akan menurun di tahun 2024. Jika penemuan kasus dan pengobatan terus dilakukan, maka diharapkan jumlah kasus TBC di Indonesia semakin berkurang.

"TBC tetap menjadi tantangan global dalam dunia kesehatan. Dengan meningkatkan kesadaran, akses ke perawatan, dan langkah-langkah pencegahan, kita dapat bersama-sama mengatasi penyebaran penyakit ini dan melindungi kesehatan masyarakat," ucapnya.




(kna/suc)

Berita Terkait