Kapan Puncak Musim Hujan Terjadi? Simak Prediksi BMKG

Kapan Puncak Musim Hujan Terjadi? Simak Prediksi BMKG

Nafilah Sri Sagita K - detikHealth
Rabu, 31 Jan 2024 10:33 WIB
Kapan Puncak Musim Hujan Terjadi? Simak Prediksi BMKG
Kapan puncak musim hujan terjadi? (Foto: Getty Images)
Jakarta -

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap kemungkinan puncak musim hujan terjadi di Februari 2024. Artinya, sejumlah wilayah masih berpotensi turun hujan di periode tersebut dengan intensitas ringan hingga lebat.

Perkiraan ini masih sama seperti sebelumnya yakni sebanyak 385 zona musim (ZOM) atau 55 persen.

"Secara umum BMKG memprediksi puncak musim hujan 2023/2024 berpotensi terjadi pada Januari dasarian III hingga Februari dasarian I tahun 2024. Sedangkan musim hujan masih berlangsung sampai dengan Maret hingga April 2024," beber Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto saat dihubungi detikcom Rabu (31/1/2023).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai catatan, dasarian adalah satuan waktu meterologi selama sepuluh hari lamanya. Beberapa wilayah yang bakal memasuki musim hujan di Februari 2024 termasuk Jambi bagian barat, Sumatera Selatan, sebagian besar Pulau Jawa, Bali, NTB, NTT, sebagian Kalimantan Tengah, sebagian Kalimantan Selatan, sebagian Pulau Sulawesi bagian utara, sebagian Maluku Utara, Papua Barat bagian selatan, Papua bagian barat.

Guswanto menjelaskan fenomena cuaca ekstrem juga terjadi di sejumlah wilayah yang berisiko berakibat pada bencana hidrometeorologi basah, genangan air banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, termasuk puting beliung. Karenanya, masyarakat diimbau untuk mengikuti perkembangan prakiraan BMKG demi menyiapkan mitigasi bencana.

ADVERTISEMENT

Pakar epidemiologi dr Dicky Budiman juga mewanti-wanti bahaya kasus demam berdarah dengue (DBD) yang bisa melonjak bahkan menjadi berstatus kejadian luar biasa (KLB) di sejumlah wilayah. Pasalnya, intensitas musim hujan tinggi menyebabkan genangan air lebih banyak di luar ruangan. Seringnya, risiko penyebaran nyamuk aedes aegypti kemudian tidak disadari.

"Musim hujan di indonesia dan Asia secara umum terjadi, hati-hati kita saat ini bahkan sudah mengalami lonjakan DBD, dan potensi KLB DBD ini sangat tinggi di Indonesia dan hampir meluas di semua wilayah baik kota maupun desa terutama karena sebaran nyamuk aedes aegypti hampir ada di seluruh wilayah RI, termasuk potensi berkembang biak," tuturnya kepada detikcom Selasa (30/1/2024).

Di sisi lain, genangan dalam rumah yang kerap terlewatkan juga perlu diperhatikan. Misalnya, air yang tergenang di bawah kulkas, AC, sampai pot-pot bunga. Gejala DBD di awal terpapar juga kerap sulit dibedakan dengan penyakit lain, tetapi bila keluhan demam tidak turun disertai nyeri kepala, juga sakit di belakang bola mata hingga nyeri sendi, masyarakat diminta untuk segera mendatangi fasilitas kesehatan terdekat.

Kementerian Kesehatan RI sebelumnya juga mengingatkan munculnya leptospirosis di musim hujan, penyakit zoonosis yang dipicu infeksi bakteri dari genus leptospira.

Penyakit leptospirosis per tahunnya diperkirakan menyebabkan 1,03 juta kasus infeksi dan 58.900 kematian.




(naf/kna)

Berita Terkait