Komite Partai Konservatif Inggris mendesak pemerintah untuk segera mengambil tindakan terkait gelombang panas yang melanda negara tersebut. Sebab, jumlah korban jiwa akibat gelombang panas ekstrem di Inggris bisa meningkat hingga 10 ribu orang per tahun jika pemerintah tidak segera melakukan tindakan.
Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) pertama kali mengeluarkan peringatan panas 'level 4' pada Juli 2022 ketika suhu 40 derajat celcius tercatat di negara tersebut untuk yang pertama kalinya. Kantor Statistik Nasional Inggris mencatat ada sekitar 4.500 kematian terkait gelombang panas yang terjadi di negara tersebut sepanjang 2022.
Namun anggota parlemen mengatakan angka tahunan bisa meningkat menjadi 10.000 pada tahun 2050 jika pemerintah setempat tidak ada melakukan upaya intervensi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini adalah bahaya yang ada saat ini, dan dia datang dengan sangat cepat. Kita membutuhkan rencana sekarang. Semakin lama kita menundanya, semakin besar pula risiko yang kita hadapi," ujar Ketua Komite Partai Konservatif, Philip Dunne dikutip dari Sky News, Sabtu (3/2/2024).
Lebih lanjut, ia mengungkapkan panas ekstrem dapat meningkatkan tekanan darah dan detak jantung, sehingga memicu risiko penyakit atau kematian akibat dehidrasi dan heatstroke. Mereka yang berusia 65 tahun ke atas, dan orang yang memiliki riwayat penyakit bawaan menjadi kelompok yang paling berisiko terkena dampak gelombang panas.
Komite juga menemukan risiko bunuh diri di Inggris dua kali lebih tinggi ketika suhu mencapai 32 derajat celcius dibandingkan 22 derajat celcius. Temuan tersebut merekomendasikan agar Met Office memberi nama pada gelombang panas, seperti halnya yang dilakukan terhadap badai, guna meningkatkan kesadaran masyarakat akan hal tersebut.
Senada dengan Dunne, pakar perubahan iklim persepsi masyarakat tentang gelombang panas harus diubah.
"Inggris masih menganggap dirinya sebagai negara yang dingin, dan merayakan musim panas dengan pergi ke pantai dan makan es krim. Kenyataannya, ini adalah sebuah peristiwa cuaca ekstrem yang menyebabkan ribuan kematian," ucap Direktur Kebijakan di London School of Economics Grantham Research Institute, Bob Ward.
Adapun rekomendasi yang diberikan untuk mengatasi gelombang panas di antaranya dengan membuat lebih banyak taman dan infrastruktur hijau. Hal ini dinilai penting untuk dilakukan, khususnya di area perkotaan seperti London yang suhunya bisa 8 derajat celcius lebih panas dibanding wilayah lain.
Komite Partai Konservatif juga menyerukan strategi nasional untuk merenovasi rumah dan kantor dengan langkah-langkah pendinginan pasif untuk membantu menyelamatkan nyawa dan meningkatkan produktivitas.
"Masalah yang kita hadapi dengan cuaca panas salah satunya disebabkan oleh rumah dan kantor yang tidak dirancang dengan baik untuk menghadapi hal tersebut. Kebanyakan orang yang meninggal karena cuaca panas meninggal dalam rumah yang terlalu panas. Sebagian besar orang yang kurang produktif bekerja di kantor yang terlalu panas," papar Ward.
"Dibutuhkan program retrofit yang sesegera mungkin untuk membuat rumah dan kantor kita dapat menghadapi cuaca panas dengan lebih baik," pungkasnya.
(ath/suc)











































