Penampakan Jarum Akupunktur 'Nyangkut' di Otak, Diduga Sudah Ada Selama 20 Tahun

Suci Risanti Rahmadania - detikHealth
Senin, 19 Feb 2024 11:04 WIB
Seorang pria berusia 74 tahun terpaksa dioperasi pada bagian kepalanya setelah ditemukan jarum akupunktur yang tertancap di dalam otaknya. (Foto: Journal of Medical Case Report)
Jakarta -

Seorang pria berusia 74 tahun terpaksa harus dioperasi pada bagian kepalanya setelah ditemukan jarum akupunktur yang tertancap di dalam otaknya. Kasus yang diterbitkan dalam Journal of Medical Case Report itu menyatakan jarum akupunktur tersebut bersarang di dalam arteri otak pria tersebut, menyebabkan perdarahan internal yang berdampak pada ingatannya.

Keluarga mengatakan, jarum itu kemungkinan sudah bersarang di sana selama dua dekade atau 20 tahun setelah pria tersebut menjalani pengobatan akupunktur pada awal tahun 2000-an untuk mengatasi migrain yang diidapnya.

Penemuan jarum tersebut berawal saat pria yang tak disebutkan namanya mengalami masalah pada ingatannya. Ia pun segera dibawa ke rumah sakit oleh keluarganya untuk memeriksakan kondisi lebih lanjut.

Berdasarkan hasil pemindaian, terlihat ada jarum akupunktur berwarna emas dan agak runcing sepanjang setengah inci atau sekitar 1,27 cm itu bersarang di dalam arteri otak pria tersebut. Hal itu menyebabkan perdarahan internal yang berdampak pada masalah ingatannya.

Dokter mendiagnosis pria tersebut mengidap pseudoaneurisma intrakranial, yaitu kondisi ketika darah bocor keluar dari pembuluh darah di otak namun tertahan oleh jaringan di sekitarnya. Penyakit ini berbeda dengan aneurisma dan sangat jarang terjadi.

Jarum akupunktur tertancap di otak pria selama 20 tahun Foto: Journal of Medical Case Reports

Dokter mengatakan kasus ini adalah yang pertama tercatat dalam literatur medis tentang seorang pria mengidap pseudoaneurisma yang disebabkan oleh jarum akupunktur. Kasus-kasus sebelumnya disebabkan oleh infeksi yang merusak arteri di otak serta trauma kepala atau benturan keras pada kepala.

Lebih lanjut, dokter terlebih dahulu harus memotong sebagian tengkoraknya atau prosedur yang disebut kraniotomi untuk melihat otaknya. Dokter kemudian memotong dura mater atau lapisan luar otak yang tebal, dan menggunakan mikroskop bedah untuk menavigasi otak dan jarum akupunktur yang tertancap tersebut. Ini bertujuan untuk menghindari arteri dan struktur vital.

Jarum kemudian dicabut, dan pembuluh darah yang pecah ditutup menggunakan klip logam yang sangat kecil untuk menutup bagian pembuluh yang pecah.

Kondisi setelah operasi

Setelah operasi, kondisi pria tersebut awalnya stabil, bahkan alat ventilator yang terpasang di tubuhnya dilepas sepuluh hari kemudian. Akan tetapi, kondisinya mendadak memburuk lantaran mengalami infeksi paru-paru saat berada di rumah sakit. Pria yang tak disebutkan namanya itu kemudian meninggal tiga minggu setelah operasi.

Dokter mengatakan infeksi tersebut mungkin ada hubungannya dengan dia yang tidak sadarkan diri selama operasi, yang menonaktifkan pertahanan alami tubuh terhadap infeksi paru-paru seperti refleks batuk atau muntah.

NEXT: Mengenal pengobatan akupunktur China




(suc/kna)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork