Apa Itu Anosmia?
Dikutip dari laman Cleveland Clinic, anosmia umumnya disebabkan oleh kondisi medis atau infeksi tertentu. Misalnya, hidung tersumbat, flu, influenza, sinusitis, dan alergi.
Meski begitu, beberapa kasus anosmia dapat dipicu kerusakan pada saraf di hidung. Ini dapat disebabkan sejumlah kondisi, seperti hipertensi, alzheimer, tumor otak, penyakit parkinson dan lain sebagainya.
Meski kehilangan penciuman terkesan sebagai sesuatu yang sepele, hal ini dapat berakibat fatal bagi sebagian orang. Penciuman dapat membantu seseorang mendeteksi bahaya, seperti asap kebakaran atau gas bocor. Tak hanya itu, penciuman juga bisa memengaruhi pola makan dan kesehatan secara keseluruhan.
Karena itu, Hari Kesadaran Anosmia bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penyebab serta beragam upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi anosmia.
Sejarah Hari Kesadaran Anosmia
Dikutip dari National Today, Hari Kesadaran Anosmia pertama kali dicanangkan oleh Daniel Schein pada 2012. Sejak masih duduk di kelas lima sekolah dasar, Schein sudah didiagnosis mengidap anosmia.
Namun, barulah pada 2011 Schein memutuskan untuk meneliti tentang anosmia, hingga akhirnya mendirikan organisasi bernama Anosmia Awareness. Tak hanya itu, Schein juga membentuk komunitas di Facebook.
Orang-orang yang mendukung Hari Kesadaran Anosmia akan mengenakan atribut serba warna merah. Schein juga menggandeng berbagai institusi dan lembaga yang menelaah tentang rasa dan penciuman untuk meningkatkan kesadaran akan anosmia.
Bermacam-macam acara penggalangan dana pun digelar untuk mendukung penelitian dan pengembangan terkait kelainan indra penciuman. Orang-orang turut berpartisipasi dalam seminar virtual, dan saling membagikan pengalaman, serta pengetahuannya dalam menangani anosmia.
Simak Video "Mitos atau Fakta: Benarkah Kumis Kucing Terhubung ke Indra Penciuman?"
(ath/naf)