Tidak pandang usia, kanker menjadi salah satu penyakit berbahaya yang dapat terjadi pada orang dewasa hingga anak-anak. Tak tanggung-tanggung data dari WHO menyebutkan terdapat lebih dari 400.000 kasus kanker anak di seluruh dunia setiap tahunnya.
Terdapat banyak kasus anak di Indonesia yang membutuhkan perawatan khusus dalam masa pengobatan maupun pemulihannya. Ketua UKK Hematologi Onkologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Teny Tjitra Sari memberikan data bahwa terdapat beberapa sub grup kanker pada anak yang sangat banyak di Indonesia.
Jenis kanker tersebut antara lain, Leukemia limfoblastik, Leukemia mieloblastik akut, Retinoblastoma atau kanker retina hingga Osteosarkoma. Cukup miris melihat ribuan anak di Indonesia yang harus melawan kanker ganas demi kesembuhannya sendiri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di dalam memerangi penyakit tersebut, Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI kembali menggelar acara #BeraniGundul setelah pada tahun sebelumnya acara sukses dilaksanakan. Pada tahun ini acara #BeraniGundul untuk kepedulian kanker anak diselenggarakan di Gandaria City, Jakarta Selatan.
Ketua YKAKI Ira Soelistyo mengatakan acara tahunan ini penting sebagai langkah meningkatkan awareness dan kepedulian soal kanker anak di tengah masyarakat. Ia menuturkan bahwa permasalahan kanker pada anak masih memerlukan perhatian lebih lagi
"Ini juga untuk awareness kita membahasnya dengan tenaga ahli. Jadi dalam upaya promosi memang kita nggak boleh berhenti ya," ucap Ira dalam konferensi pers pembukaan acara Hari Kanker Anak #BeraniGundul 2024 di Jakarta Selatan, Minggu (3/3/2024).
Dapat diketahui bahwa hingga saat ini, hanya terdapat 90 dokter ahli kanker anak di seluruh Indonesia dan berpraktik pada kota-kota besar saja.
"Itu terus terakumulasikan. Ke mana mereka berobat, jadi banyak sekali yang dia pelosok-pelosok yang meninggal begitu aja, tanpa mungkin mereka tahu sakit apa. Itulah yang ingin kita suarakan," tandasnya.
Bukan hanya dukungan moril, Ira juga menuturkan Indonesia harus lebih fokus untuk memberikan dokter-dokter ahli kanker anak yang dapat menjangkau wilayah yang lebih luas hingga pelosok negeri.
Bisfenol A (BPA) Disebut Jadi Salah Satu Pemicu Kanker?
Resiko mengonsumsi kandungan Bisfenol A (BPA) secara tidak sengaja dan terus menerus dapat menghambat tumbuh kembang anak hingga yang terparah adalah kanker. Senyawa sintetis berbasis karbon ini dapat mudah terkontaminasi dengan lingkungan hingga barang yang mudah kita temui sehari-hari.
Senyawa sintetis berbasis karbon ini dapat mudah terkontaminasi dengan lingkungan hingga barang yang mudah kita temui sehari-hari. Sejak tahun 1957, secara komersial BPA sudah menjadi bahan kimia sintetis yang dipakai menjadi bahan industri plastik dan resin epoksi tertentu. Hingga saat ini BPA menjadi salah satu bahan kimia dengan volume produksi tertinggi di seluruh dunia.
Data dari Jurnal Internasional PubMed Central (PMC) mengatakan BPA banyak ditemui dalam botol plastik keras hingga kaleng makanan dan minuman berbahan dasar logam. Meskipun bentuk BPA yang sukar larut dalam air, paparan BPA dapat terjadi saat botol atau wadah yang terdapat kandungannya dicuci air panas dan dipakai berulang kali.
Selain mencuci barang terkandung BPA dengan air panas, ternyata kerasnya paparan sinar matahari juga dapat membuat bahan kimia berbahaya BPA pada kemasan terlepas, atau luruh dan mengkontaminasi minuman maupun makanan di dalamnya.
Sesuai temuan riset nasional maupun internasional, kondisi seperti ini jika terjadi berulang-ulang hingga jangka waktu yang cukup lama dapat menimbulkan efek kesehatan yang parah. Salah satu kondisi yang rentan adalah imunitas anak-anak yang lemah.
Penyebab dari mengkonsumsi makanan atau minuman olahan yang terkandung BPA dapat membuat terganggunya perkembangan anak, bipolar, seringnya tantrum hingga gangguan saraf sampai kanker.
Banyak masyarakat yang masih belum dan abai akan resiko yang ditimbulkan dari BPA ini. Para pakar kesehatan tidak bosan selalu mengingatkan bahwa edukasi hingga aturan tentang sosialisasi bahaya BPA harus lebih masif disebarkan ke masyarakat. Segudang masalah kesehatan timbul pada pertumbuhan anak karena masyarakat yang masih acuh terhadap dampak BPA ini.
Dapat diketahui selain pada anak-anak, orang dewasa pun dapat terjangkit penyakit berbahaya karena seringnya mengkonsumsi olahan makanan hingga minuman yang kemasannya tercemar BPA. Penyakit kronis seperti kanker payudara, turunnya kadar hormon testosteron hingga sebabkan kemandulan, diabetes, penyakit jantung, kelainan janin dan lainnya.
(akn/ega)











































