Paparan BPA: Dampaknya terhadap Kesehatan dan Risiko Kanker

Paparan BPA: Dampaknya terhadap Kesehatan dan Risiko Kanker

Yusril Resmahadi - detikHealth
Minggu, 03 Mar 2024 21:54 WIB
Paparan BPA: Dampaknya terhadap Kesehatan dan Risiko Kanker
Foto: Shutterstock/
Jakarta -

Bisfenol A (BPA) adalah senyawa kimia yang banyak digunakan dalam produksi plastik dan resin. BPA dapat ditemukan dalam berbagai produk sehari-hari, mulai dari botol minum. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa paparan BPA dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan, termasuk peningkatan risiko kanker.

Melansir dari laman Mayo Clinic, BPA umumnya ditemui dalam produk plastik polikarbonat dan resin epoksi. Plastik polikarbonat biasa digunakan sebagai bahan pembuatan wadah penyimpan produk pangan. Sedangkan bahan resin epoksi biasa digunakan untuk melapisi kemasan logam, termasuk kaleng makanan, tutup botol, hingga saluran pasokan air.

Penggunaan bahan plastik maupun resinepoksi mengandungBPA diatur dengan cukup ketat di berbagai negara. Di Indonesia sendiri, penggunaan plastik mengandungBPA diatur oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) dalam PeraturanBPOM Nomor 20 Tahun 2019. Merujuk peraturan tersebut, batas migrasiBPA pada plastikpolikarbonat untuk kemasan pangan hanya boleh 0,6bpj.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

BPA dapat masuk ke dalam tubuh melalui konsumsi makanan atau minuman yang disimpan dalam wadah plastik yang mengandung BPA. Paparan BPA sangat berbahaya bagi kesehatan. Hasil riset pada 2015 yang dimuat di National Library of Medicine menunjukkan, kandungan BPA berpotensi sebagai karsinogenik. Paparan BPA yang dapat larut di dalam makanan dan air ini dapat meningkatkan kerentanan terhadap kanker payudara dan kanker prostat.

BPA dapat meniru hormon estrogen dan saat proses inilah migrasi BPA terjadi. Hal ini dicurigai dapat berkontribusi pada perkembangan kanker. Selain itu, paparan BPA pun dapat mengganggu fungsi sistem reproduksi.

ADVERTISEMENT

Penelitian terbaru menunjukkan paparan BPA dapat meningkatkan risiko beberapa jenis kanker, termasuk kanker otak dan kanker darah seperti leukemia. BPA dapat mempengaruhi ekspresi gen dan proses seluler yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan sel kanker.

Meski penelitian tentang BPA dan kanker pada kesehatan masih berlangsung, bukti yang ada menunjukkan bahwa kita harus berhati-hati dengan paparan BPA. Penting untuk membatasi paparan BPA, untuk melindungi diri dari potensi risiko kesehatan jangka panjang.

Sebagai upaya meningkatkan awareness dan kepedulian soal kanker di tengah masyarakat, Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia menggelar acara #BeraniGundul di kawasan Gandaria City, Jakarta Selatan, Minggu (3/3/2024). Kegiatan ini juga sekaligus untuk memperingati Hari Kanker Anak Internasional pada 15 Februari lalu. Ketua YKAKI Ira Soelistiyo menuturkan permasalahan kanker pada anak masih memerlukan perhatian lebih lagi.

"Ini juga untuk awareness kita membahasnya dengan tenaga ahli. Jadi dalam upaya promosi memang kita nggak boleh berhenti ya," ucap Ira.

(akn/ega)

Berita Terkait