Cegah Stunting Secara Alami, Hasil Riset Pakar UGM Sarankan Asilact

Cegah Stunting Secara Alami, Hasil Riset Pakar UGM Sarankan Asilact

Sponsored - detikHealth
Senin, 04 Mar 2024 14:46 WIB
Cegah Stunting Secara Alami, Hasil Riset Pakar UGM Sarankan Asilact
Prof. Dr. MUSTOFA, Apt, M.Kes. (Foto: dok. Asilact®)
Jakarta -

Stunting merupakan kondisi kronis akibat kekurangan gizi yang terjadi karena pola makan yang tidak memenuhi kebutuhan gizi dalam waktu lama. Dampaknya mencakup meningkatnya risiko kematian, rentan terhadap penyakit, dan pertumbuhan fisik yang tidak optimal.

Stunting ditandai dengan tinggi badan lebih pendek dibandingkan dengan orang sehat seusianya. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1995/MENKES/SK/XII/2010 tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak menyatakan kondisi pendek dan sangat pendek merupakan status gizi yang didasarkan pada indeks panjang badan menurut umur (PB/U) atau tinggi badan menurut umur (TB/U) yang merupakan padanan istilah stunted (pendek) dan severely stunted (sangat pendek).

Di samping itu, prevalensi stunting di Indonesia diketahui masih menjadi masalah yang serius karena melampaui batas toleransi WHO yang mencapai 20%. Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 melaporkan prevalensi stunting balita mencapai 21,6%, pada 2022, pemerintah menargetkan angka tersebut pada 2024 dapat berubah menjadi 14%.

Faktor penyebab stunting di antaranya termasuk asupan makanan tidak seimbang, khususnya kurangnya pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan.

WHO merekomendasikan ASI sebagai sumber gizi terbaik yang melindungi bayi dari penyakit. UNICEF juga melaporkan pemberian ASI eksklusif dapat mencegah kematian 1,3 juta anak balita.

Namun, Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan persentase bayi berusia di bawah usia 6 bulan di Indonesia yang mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif mencapai 73,97% pada 2023. Angka ini masih di bawah target yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu 80%.

Rendahnya tingkat pemberian ASI eksklusif menjadi faktor penyebab rendahnya status gizi bayi. Sebagian ibu postpartum yang memiliki produksi ASI tidak lancar memberikan susu formula mempengaruhi produksi ASI.

Produksi ASI dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti asupan makanan, pemeliharaan payudara, penggunaan kontrasepsi, dan kondisi kesehatan ibu. Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi ASI sudah dilakukan oleh masyarakat secara tradisional yakni dengan mengkonsumsi herbal yang bersifat laktagogum.

Laktagogum merupakan substansi makanan atau obat atau herbal yang dipakai untuk merangsang, menjaga, dan meningkatkan produksi ASI. Tanaman herbal laktagogum untuk meningkatkan produksi ASI telah digunakan sejak lama oleh ibu yang mempunyai masalah menyusui.

Asilact® adalah produk laktagogum yang dirancang untuk meningkatkan produksi ASI pada Ibu menyusui sehingga menjadikannya pilihan utama dalam memperlancar ASI.

Herbal laktagogum ini mengandung daun katuk (Sauropus Androgynus), daun kelor (Moringa Oleifera) dan temulawak (Curcuma Xanthorrhiza) sebagai komposisi utamanya serta dikenal memiliki efek samping minimal.

Temulawak adalah salah satu tanaman yang diyakini dapat meningkatkan produksi ASI karena mengandung minyak esensial yang dapat memudahkan pelepasan ASI.

Tidak hanya temulawak, daun katuk juga diyakini sejak zaman nenek moyang dapat membantu meningkatkan produksi ASI. Selain itu, daun kelor juga termasuk salah satu tanaman obat laktagogum yang berguna untuk meningkatkan volume ASI.

Asilact® sebagai herbal untuk meningkatkan ASI telah didukung dengan penelitian ilmiah yang sudah dipublikasikan di jurnal nasional oleh Tim Peneliti lintas disiplin dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, Keperawatan, Universitas Gadjah Mada, yang diketuai oleh Prof. Dr. apt. Mustofa, M.Kes.

Prof. Dr. Mustofa, Apt, M.Kes. yang merupakan lulusan S2 Ilmu Kedokteran Dasar, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta melakukan penelitian bersama dengan 6 orang lainnya mengenai Formula Polyherbal (PHF) Asilact® menggunakan media tikus yang menyusui.

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi aktivitas galaktagog PHF dan pengaruhnya terhadap ekspresi gen α-laktalbumin (LALBA) dan aquaporin (AQP) pada kadar messenger ribonucleic acid (mRNA) kelenjar susu tikus menyusui.

Hasil penelitian menunjukkan kelompok PHF (52,5 dan 105 mg/kg/hari) dan domperidone meningkatkan produksi susu tikus menyusui secara signifikan (p <0,05). Kesimpulan penelitian ini menunjukkan PHF berpotensi menginduksi aktivitas galaktagog pada masa menyusui melalui peningkatan regulasi gen LALBA dan AQP pada tingkat mRNA.

"Asilact® mengandung kombinasi dari ekstrak tumbuhan asli Indonesia yang aman dan berkualitas sehingga mampu memberikan manfaat untuk meningkatkan volume air susu ibu. Formula kombinasi Asilact® ini mampu meningkatkan jumlah hormon prolaktin dan oksitosin yang berperan dalam produksi ASI. Produksi ASI yang lancar dan berkualitas akan mencegah terjadinya stunting pada anak di kemudian hari," ungkap Prof. Dr. MUSTOFA, Apt, M.Kes dalam keterangan tertulis.

Produk Asilact® tersedia dalam kemasan botol isi 30 kapsul dan dapat dikonsumsi sebelum atau sesudah makan.

Di samping ASI, ibu hamil juga rentan terhadap anemia yang dapat berpengaruh pada bayi yang akan dilahirkan. Menurut Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2020, persentase anemia pada ibu hamil di Indonesia mencapai 37,1%.

Anemia juga dialami oleh balita, remaja, hingga ibu usia lanjut. Data Riskesdas 2018 menunjukkan sebesar 26,8% anak usia 5-14 tahun dan 32% pada usia 15-24 tahun mengalami anemia. Tingginya kasus anemia dikaitkan dengan kurangnya konsumsi tablet tambah darah, yang menyebabkan risiko kesehatan yang meningkat, termasuk anemia.

BeautyFit menjadi produk pilihan masyarakat yang memiliki kandungan bahan alami yang bekerja secara sinergis untuk membantu fisik agar tetap fit, terutama dapat digunakan sebagai penambah darah.

Bahan alami yang terkandung didalam BeautyFit® adalah rimpang kunyit (Curcuma domestica Rhizoma), kulit buah delima (Punica granatum pericarpium), daun kemuning (Murrayae paniculata folium) dan daun tapak liman (Elephantopi scaber folium).

BeautyFit® memanfaatkan potensi kekayaan alam yang ada dan mengembangkan penggunaan dari yang awalnya hanya empiris. Di samping itu, BeautyFit® dirancang untuk mengurangi penggunaan bahan kimia dan sintetik pada produk obat kimia yang dapat menyebabkan berbagai efek samping.

BeautyFit® yang merupakan produk dengan bahan alami ini cenderung unggul karena lebih biodegradable dan memiliki toksisitas rendah. BeautyFit® dapat digunakan pada masa remaja dan sebelum masa kehamilan.

Asilact® dan BeautyFit® dapat diperoleh di distributor resmi PT. Nature Ace Indonesia yang merupakan distributor yang berkomitmen tinggi dalam memasarkan produk-produk obat herbal hasil penelitian ilmiah atau saintifikasi jamu para peneliti Indonesia.

Produk ini dapat diperoleh di website resmi PT. Nature Ace Indonesia, yaitu natureace.id atau link toko web: produk.natureace.id atau link toko Shopee shopee.co.id/natureaceindonesia.

Di samping itu, terdapat produk-produk saintifikasi jamu lain yang juga merupakan hasil penelitian dari dokter maupun apoteker seperti AGFit® untuk membantu sirkulasi darah, IMFRESHO® untuk membantu memelihara daya tahan tubuh, PULMAXIN® untuk membantu meredakan batuk dan melegakan tenggorokan, LIPOSTERA® untuk membantu mengurangi lemak tubuh, PRO-LEX® untuk membantu memelihara stamina pria, NEURINDEX® untuk membantu meredakan pegal linu dan nyeri pada persendian, PRO NEOPLAS® untuk membantu memelihara kondisi kesehatan pada penderita kanker, GLUCOSIN® untuk membantu meringankan gejala kencing manis dan MAAGNOFIT® untuk membantu meringankan gangguan lambung seperti perut kembung, mual dan sakit perut.

(Content Promotion/PT. Nature Ace Indonesia)

Berita Terkait