"DBD sudah dilaporkan di 350 kabupaten/kota di 24 provinsi. Kematian terjadi di 92 kabupaten/kota," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan dr Imran Pambudi dalam temu media di Jakarta Selatan, Kamis (21/3/2024).
Imran mengatakan kasus DBD terbanyak terjadi di Provinsi Jawa Barat dengan 10.426 pasien. Disusul Jawa Timur dengan 3.638 kasus dan Jawa Timur 2.763 kasus.
Peningkatan kasus DBD di Indonesia disebut terjadi karena beberapa hal, salah satunya curah hujan yang anomali. Belakangan, cuaca di Indonesia terpantau tidak menentu sehingga membuat nyamuk Aedes Agepty mudah berkembang biak.
"Sekarang hujannya ini aneh. Bisa hujan deras selama beberapa hari, kemudian panas. Ini yang menyebabkan genangan dari hujan tersebut menimbulkan breeding places, sarang nyamuk yang semakin banyak," jelas Imran.
"Lebih aman kalau hujannya terus menerus, sehingga airnya terganti. Hujan yang terjadi sekarang justru bahaya jika terkait DBD," sambungnya.
Kemenkes mendorong setiap kabupaten di seluruh wilayah Indonesia untuk siap dalam menghadapi demam berdarah dengue. Persiapan yang bisa dilakukan yakni mengingatkan masyarakat melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) hingga mempersiapkan fasilitas layanan kesehatan termasuk obat-obatan.
Simak Video "Video: Kemenkes Catat 131 Ribu Kasus DBD Sepanjang 2025"
(kna/up)