Komedian kondang, Babe Cabita meninggal dunia pada Selasa (9/4/2024), di rumah sakit kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Ia menghembuskan napas terakhirnya pada pukul 06.38 WIB.
Sebelum meninggal, dirinya diketahui mengidap penyakit langka, anemia aplastik. Akhir 2023, Babe sempat menjalani perawatan dan penanganan di RS selama beberapa minggu. Saat itu, komika Tanah Air ini merasa tubuhnya lemas dan tak berdaya. Awalnya, Babe mengira dirinya hanya mengalami sakit biasa karena kelelahan.
"Aku tuh pertamanya aku ngerasa pusing," ujar Babe Cabita di Gedung Trans TV, Kamis (7/9/2023), dikutip dari detikHot.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Babe Cabita juga mengaku sakit yang diidapnya berbeda dari pengidap anemia biasa. Saat itu ia bukan hanya kekurangan darah merah saja, tetapi juga darah putih.
Apa Itu Anemia Aplastik dan Gejalanya?
Spesialis penyakit dalam dr Ronald Alexander Hukom, SpPD-KHOM, beberapa waktu lalu menjelaskan anemia aplastik merupakan kondisi kelainan sumsum tulang belakang yang tak mampu membuat sel-sel darah baru seperti sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit dengan baik.
Menurut dr Ronald, anemia aplastik sekilas memiliki gejala yang mirip dengan leukemia atau kanker darah. Karenanya, pemeriksaan sumsum tulang belakang memang harus dilakukan. dr Ronald mengatakan yang bahwa perbedaan antara keduanya akan ditemukan dari pemeriksaan tersebut.
"Mungkin memang awalnya dikira dari gejalanya, disangka leukemia. Baru diperiksa sumsum tulang belakangnya ternyata anemia aplastik," ucap saat ditemui di Jakarta Selatan, Jumat (15/9/2023).
"Bedanya kalau leukemia bisa ditemukan sel leukemia dalam jumlah banyak di sumsum tulang belakang. Entar kalau anemia aplastik nggak ketemu sel leukemianya. Tapi pas dicek memang kemampuan membuat sel darah sudah sangat menurun," ujarnya.
Lebih lanjut, dr Ronald menjelaskan sederet efek yang dapat ditimbulkan dari anemia aplastik.
"Ya kalau misalnya Hb rendah ya nanti bisa pusing dan pucat. Terus kalau trombositnya rendah nanti mungkin akan kelihatan lebam, pendarahan atau mimisan," ucap dr Ronald.
"Kalau leukositnya yang rendah ya nanti jadi lebih mudah infeksi. Leukosit kalau rendah sekali sedikit-sedikit bisa demam dan infeksi apapun lah ya," sambungnya.
Dalam kondisi yang parah, penyakit anemia aplastik dapat berakibat fatal. Kondisi ini bisa disebabkan oleh infeksi atau pendarahannya.
"Intinya badan pasien nanti tidak lagi memiliki fungsi yang normal ya," pungkasnya.
dr Ronald menjelaskan anemia aplastik dapat berefek fatal untuk tubuh. Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat untuk lebih memperhatikan kondisi tubuh dan rutin melakukan pemeriksaan kesehatan. Dengan begitu, penyakit yang dialami dapat segera ditangani dengan cepat dan tepat.
NEXT: Pemicu Anemia Aplastik
dr Ronald menjelaskan penyakit anemia aplastik dapat dipicu oleh berbagai macam faktor. Salah satunya adalah paparan zat kimia.
"Pemicu anemia aplastik itu bisa macam-macam ya. Bisa memang misalnya karena paparan bahan kimia, kemungkinan karena ada faktor risiko, terus ada kerusakan karena ya tadi bahan kimia atau mungkin bahan obat-obatan yang merusak sumsum tulang," ujarnya.
Selain paparan zat kimia, faktor usia juga disebut berpengaruh terhadap penyakit tersebut.
"Atau bisa juga faktor risikonya usia ya suatu saat mungkin badan mengalami penurunan fungsi termasuk sumsum tulang belakang," sambungnya.











































