Menurut Cleveland Clinic, yang termasuk organ-organ pada sistem pernapasan adalah hidung, mulut, tenggorokan, kotak suara (laring), diafragma, trakea, bronkus, bronkiolus, serta paru-paru. Gangguan pada sistem pernapasan memengaruhi organ-organ tersebut.
Gangguan sistem pernapasan cukup sering ditemui, mulai dari penyakit yang ringan sampai berat. Penyakit-penyakit apa saja yang bisa menyerang gangguan pernapasan? Simak di artikel berikut.
Gangguan pada Sistem Pernapasan
Ada berbagai penyakit yang bisa menyerang jaringan sistem pernapasan. Hal ini bisa disebabkan oleh virus, bakteri, atau jamur yang dihirup di udara dan menyebabkan infeksi. Ada juga penyakit sistem pernapasan yang disebabkan oleh faktor genetik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Asma
Mengutip UnityPoint Health, asma adalah penyakit sistem pernapasan yang mengakibatkan pembengkakan pada saluran udara (trakea, bronkus, dan bronkiolus) hingga menyebabkan rasa sulit bernapas.
Gejala asma antara lain bantuk kering, napas terengah-engah, dan rasa sesak di dada. Reaksi alergi, infeksi, dan polusi di lingkungan bisa memicu serangan asma.
Orang yang mengidap asma akan menunjukkan gejalanya saat masih anak-anak. Tetapi, orang berumur 60 hingga 80-an tahun juga bisa terkena asma meski tidak pernah didiagnosis asma sebelumnya.
2. Penyakit Paru Obstruktif Kronis
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah istilah umum yang mencakup beberapa penyakit gangguan pernapasan yang menyebabkan kesulitan bernapas.
Gejalanya antara lain sesak napas dan batuk berdahak, khususnya di pagi hari. Salah satu penyebab penyakit ini adalah merokok.
Tak seperti asma, PPOK adalah penyakit yang tidak reversibel. Perlambatan aliran udara akibat penyakit ini umumnya bersifat progresif, bahkan jika pengidapnya berhenti merokok.
3. Bronkitis
Menurut American Lung Disease, bronkitis adalah penyakit yang menyerang bronkus, salah satu bagian pada saluran udara. Bronkitis membuat bronkus membengkak dan iritasi sehingga pengidapnya mengalami batuk berdahak, sesak pada dada, dan sesak napas.
Ada 2 jenis bronkitis, yaitu bronkitis akut dan bronkitis kronis. Bronkitis akut disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, sehingga bisa diobati dengan antibiotik.
Sementara, bronkitis kronis adalah kondisi yang lebih serius dan tidak bisa disembuhkan secara total. Gejala bronkitis kronis bisa membaik atau memburuk, tetapi tidak bisa hilang sepenuhnya. Bronkitis kronis adalah salah satu jenis PPOK.
4. Emfisema
Emfisema juga adalah salah satu jenis PPOK. Penyakit ini umumnya disebabkan oleh rokok dan mengakibatkan kesulitan bernapas. Hal ini terjadi sebab asap rokok merusak kantong udara di paru-paru sehingga sel-selnya tidak bisa memperbaiki diri sendiri.
Emfisema bisa menyebabkan pengidapnya membutuhkan oksigen tambahan untuk bantuan pernapasan. Penyakit ini berkembang seiring waktu dan tidak bisa disembuhkan secara total. Tetapi, penyakit ini akan berkembang lebih lambat jika pengidapnya berhenti merokok.
5. Kanker Paru-paru
Kanker paru-paru mampu berkembang di bagian manapun di organ paru-paru, sehingga kanker jenis ini sulit dideteksi. Kanker ini paling sering berkembang di bagian paru-paru dekat kantong udara.
Penyebab penyakit ini adalah mutasi DNA di paru-paru yang mengakibatkan sel-sel abnormal untuk berkembang menjadi tumor. Umumnya ini paling sering disebabkan oleh asap rokok.
Selain itu, risiko kanker paru-paru juga bisa berasal dari paparan gas radon, asbestos, dan asap diesel. Paparan gelombang radioaktif akibat terlalu sering CT scan di bagian dada juga bisa mengakibatkan kanker paru-paru.
6. Cystic Fibrosis
Cystic fibrosis adalah penyakit gangguan pernapasan yang diakibatkan oleh gen yang cacat. Gen ini mengakibatkan lendir yang kental sehingga menghambat saluran udara. Lendir ini juga mengakibatkan infeksi paru-paru serta menyumbat pankreas, sehingga enzim tidak mampu memecah nutrisi untuk disalurkan ke tubuh.
Gejala cystic fibrosis antara lain batuk kronis, infeksi paru-paru, dan tingkat pertumbuhan yang buruk pada anak. Umumnya orang-orang dengan penyakit ini didiagnosis dari umur 2 tahun.
7. Bronkiektasis
Orang yang memiliki penyakit cystic fibrosis biasanya akan mengidap bronkiektasis pula. Bronkiektasis adalah kondisi di mana saluran bronkus melebar secara tidak normal. Hall ini menyebabkan dahak menumpuk, sehingga meningkatkan frekuensi infeksi saluran pernapasan, mengi, dan sesak napas.
Selain cystic fibrosis, bronkiektasis juga bisa disebabkan oleh infeksi. Mengutip Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan, gejala bronkiektasis bisa muncul berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun setelah pengidap mengalami infeksi saluran pernapasan kambuhan.
8. Pneumonia
Pnemonia adalah gangguan sistem pernapasan yang sering terjadi. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau jamur pada kantong udara di paru-paru.
Gejala pneumonia antara lain batuk, demam, menggigil, dan sesak napas. Umumnya, pengidap pneumonia akan sembuh setelah 1 sampai 3 minggu. Tetapi, penyakit ini juga bisa cukup berbahaya bagi sekelompok orang, khususnya orang lanjut usia serta orang berusia sangat muda.
9. Efusi Pleura
Efusi pleura adalah nama untuk cairan yang terdapat di antara paru-paru dan rongga dada, yang disebut ruang pleura. Cairan ini bisa terkumpul karena berbagai penyebab, antara lain pneumonia, kanker, atau gagal jantung kongestif.
Gejala yang muncul antara lain sulit bernapas dan rasa tidak nyaman di dada. Orang yang didiagnosis efusi pleura biasanya akan menjalani perawatan berupa prosedur pengangkatan cairan, sehingga paru-paru bisa kembali mengembang agar pengidap bisa bernapas dengan lebih lega.
Lalu, cairan akan diteliti untuk menentukan penyebabnya. Barulah setelah itu rencana perawatan dibentuk.
10. Influenza
Influenza adalah salah satu penyakit pada sistem pernapasan yang paling umum dijumpai. Influenza disebabkan oleh infeksi virus influenza tipe A, B, dan C. Apa perbedaan ketiganya?
- Influenza A adalah penyebab paling umum dari wabah flu dan pandemi global. Subtipe virus ini, seperti H1N1 dan H3N2, sering berubah, sehingga menyebabkan kebutuhan vaksin yang berbeda setiap tahun.
- Influenza B umumnya menyebabkan wabah yang lebih lokal dan biasanya lebih ringan dibandingkan dengan influenza A.
- Influenza C adalah penyebab gejala flu yang paling ringan dan tidak menyebabkan wabah.
Pengobatan biasanya dilakukan dengan istirahat yang cukup dan penggunaan obat antiviral. Selain itu, influenza pun bisa dicegah dengan pemberian vaksin.
11. COVID-19
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengkategorikan COVID-19 atau coronavirus disease 2019 sebagai penyakit saluran pernapasan. Penyakit ini disebabkan oleh virus SARS-CoV-2.
COVID-19 mengakibatkan gejala gangguan pernapasan yang mirip dengan flu atau pneumonia, seperti demam, batuk, rasa menggigil, dan kesulitan bernapas.
Kebanyakan pengidap COVID-19 akan sembuh dengan sendirinya, sementara gejala-gejalanya bisa diobati dengan obat-obatan umum seperti ibuprofen dan acetaminophen. Tetapi, beberapa kelompok orang lebih rawan terhadap COVID-19 dan mampu mengalami gejala yang lebih parah, antara lain orang lanjut usia, orang yang belum divaksinasi COVID-19, dan orang yang mengidap penyakit sistem pernapasan.
Itu dia berbagai gangguan pada sistem pernapasan. Jika detikers mengalami gejala-gejala yang menandakan penyakit sistem pernapasan, sebaiknya berkonsultasilah dengan dokter.
(fds/fds)











































