Kemenkes Sahkan PPDS Hospital Based, Kebut Produksi Dokter Spesialis Lewat 420 RS

Kemenkes Sahkan PPDS Hospital Based, Kebut Produksi Dokter Spesialis Lewat 420 RS

Averus Kautsar - detikHealth
Senin, 06 Mei 2024 19:00 WIB
Kemenkes Sahkan PPDS Hospital Based, Kebut Produksi Dokter Spesialis Lewat 420 RS
Peresmian program pendidikan dokter spesialis hospital based oleh Jokowi dan jajaran menteri. (Foto: Grandyos Zafna)
Jakarta -

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin baru saja meresmikan program pendidikan dokter spesialis hospital based yang diharapkan dapat menjadi solusi kurangnya dokter spesialis di Indonesia. Dengan program baru tersebut, nantinya dokter spesialis tidak hanya bisa diproduksi melalui fakultas kedokteran, tapi juga melalui di rumah sakit pendidikan.

Menkes Budi menuturkan salah satu penyebab dari kurangnya dokter spesialis adalah jumlah produksi yang rendah. Diharapkan dengan program pendidikan yang baru akan ada 420 rumah sakit pendidikan yang ikut memproduksi dokter spesialis. Dengan begini, kebutuhan dokter spesialis yang kurang saat ini bisa ditangani.

"Ini 420 rumah sakit pendidikan sekarang akan mendampingi 24 FK (fakultas kedokteran) yang sudah melakukan pendidikan spesialis. Sehingga nantinya nggak 24 tempat saja yang memproduksi tapi ditambah 420," kata Menkes Budi dalam acara Peresmian Pendidikan Dokter Spesialis Hospital Based RS Anak dan Bunda Harapan Kita Jakarta Barat, Senin (6/5/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menkes Budi mengungkapkan dengan jumlah penduduk Indonesia saat ini, jumlah dokter spesialis yang tersedia masih sangat kurang. Ia menuturkan Indonesia masih kekurangan sekitar 30 ribu dokter spesialis.

Tercatat hingga saat ini Indonesia hanya mampu memproduksi 2.700 dokter spesialis setiap tahun.

ADVERTISEMENT

"Jadi butuh tahun 10 tahun lebih (untuk memenuhi kebutuhan dokter spesialis) dan itu terjadi terus setiap tahun. Sebagai komparasi Inggris yang penduduknya 50 juta, hampir seperenam dari penduduk Indonesia produksi dokter spesialisnya itu sampai 12 ribu per tahun hampir lima kali lipat dari produksi di Indonesia," kata Menkes Budi.

"Kami lihat itu memang karena sistemnya beda, itu sebenarnya oleh karena itu pada kebijakan ini kami membuka pendidikan berbasis rumah sakit dan kolegium karena ini memang yang dilakukan standar seluruh dunia," tandasnya.




(avk/naf)

Berita Terkait