Ada Tren Pernikahan Baru di Jepang, Berkeluarga Tanpa Cinta dan Hasrat Seksual

Khadijah Nur Azizah - detikHealth
Rabu, 08 Mei 2024 17:38 WIB
Warga di Jepang. (Foto: AP/Shuji Kajiyama)
Jakarta -

Semakin banyak generasi muda di Jepang yang melakukan perkawinan yang tidak melibatkan cinta ataupun seks. Tren baru pernikahan itu memiliki istilah 'friendship marriage' atau 'pernikahan persahabatan'.

Namun jenis pernikahan ini bukan semata-mata menikah dengan sahabat. Faktanya pasangan yang menikah dengan pengaturan ini biasanya saling tidak mengenal satu sama lain. Beberapa kelompok di antaranya termasuk individu aseksual, homoseksual, dan heteroseksual yang tak ingin melibatkan diri dengan pernikahan tradisional.

Colorus, sebuah lembaga yang mengklaim sebagai yang pertama dan satu-satunya di Jepang yang khusus menangani pernikahan persahabatan, mengatakan sejak berdirinya lembaga ini pada bulan Maret 2015, sekitar 500 anggota telah membentuk rumah tangga perkawinan persahabatan, dan beberapa di antaranya telah membesarkan anak.

Pernikahan persahabatan didefinisikan sebagai "hubungan hidup bersama berdasarkan minat dan nilai bersama." Ini bukan tentang cinta romantis atau menikahi sahabat.

Dalam hubungan seperti itu, pasangannya adalah pasangan sah, tetapi tanpa cinta romantis atau interaksi seksual. Pasangan mungkin tinggal bersama atau terpisah. Jika mereka memutuskan untuk mempunyai anak, mereka mungkin memutuskan untuk menggunakan inseminasi buatan.

Kedua individu bebas menjalin hubungan romantis dengan orang lain di luar pernikahan, asalkan ada kesepakatan bersama.

"Perkawinan persahabatan itu seperti mencari teman sekamar yang memiliki minat yang sama," jelas seseorang yang sudah menjalin hubungan seperti itu selama tiga tahun kepada SCMP.

Sebelum menikah, pasangan biasanya menghabiskan waktu berjam-jam atau berhari-hari untuk menyepakati hal-hal kecil dalam hidup mereka, seperti apakah akan makan bersama, bagaimana membagi pengeluaran, siapa yang mencuci pakaian dan bagaimana mengalokasikan ruang di lemari es.

Diskusi semacam itu mungkin tampak tidak romantis, namun hal ini telah membantu sekitar 80 persen pasangan untuk hidup bahagia bersama dan dalam banyak kasus memiliki anak, kata Colorus.




(kna/kna)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork