Tim Medis Ungkap Kondisi Korban Turbulensi 'Horor' Singapore Airlines

Tim Medis Ungkap Kondisi Korban Turbulensi 'Horor' Singapore Airlines

Khadijah Nur Azizah - detikHealth
Rabu, 29 Mei 2024 11:12 WIB
Tim Medis Ungkap Kondisi Korban Turbulensi Horor Singapore Airlines
Tim medis mengungkap kondisi korban turbulensi pesawat Singapore Airlines. (Foto: REUTERS/Stringer)
Jakarta -

Pesawat Singapore Airlines SQ321, yang sedang menuju Singapura dari London, mengalami turbulensi ekstrem secara tiba-tiba pada tanggal 21 Mei di Cekungan Irrawaddy di Myanmar. Informasi yang dikumpulkan dari situs pelacakan penerbangan Flightradar24 menunjukkan Boeing 777-300ER dengan cepat naik dan turun di udara dalam hitungan detik.

Penumpang di dalam kabin terlempar dengan keras ke dalam kabin, ada yang terlempar dari tempat duduknya atau bahkan terbentur kabin bagasi di atasnya.

Seorang penumpang Inggris berusia 73 tahun meninggal karena dugaan serangan jantung, sementara puluhan lainnya luka-luka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selama 24 jam berikutnya, petugas medis di Rumah Sakit Samitivej Srinakarin, yang menampung sebagian besar penumpang yang terkena dampak, bekerja secara bergiliran, menangani setidaknya 10 kasus kritis sambil melakukan total sembilan operasi pada hari itu.

"Setelah saya mendapat panggilan aktivasi, kami hanya punya waktu sekitar 15 menit untuk bersiap-siap, dan ambulans pertama tiba di rumah sakit tidak lama kemudian," kata Dr Saran Intakul, wakil direktur Rumah Sakit Samitivej Srinakarin, yang memimpin respons rumah sakit terhadap kedatangan pasien tersebut kepada Strait Times.

ADVERTISEMENT

Dengan sekitar 20 dokter, 50 perawat dan puluhan staf medis lainnya, rumah sakit mulai bekerja menilai pasien yang datang dengan ambulans, sebelum mengirim mereka ke departemen terkait untuk mendapatkan perawatan.

"Cedera terparah termasuk pendarahan di kepala, cedera tulang belakang, dan kemungkinan kelumpuhan," kata direktur trauma rumah sakit, Dr Krittanai Thangsakul, yang bertugas merawat pasien dengan cedera paling parah.

Sementara itu, pihak rumah sakit juga menyiagakan beberapa tim medis cadangan, termasuk dokter bedah umum dan spesialis tulang belakang, serta bank darah untuk bersiaga.

Meskipun semua pasien di Samitivej berada dalam kondisi stabil, Dr Krittanai mengatakan bahwa jalan menuju pemulihan bagi sebagian orang bisa memakan waktu berminggu-minggu, atau bahkan bertahun-tahun, terutama bagi mereka yang menderita cedera tulang belakang parah atau menjalani operasi besar.

"Beberapa pasien juga masih menjalani rehabilitasi fisik dan kemungkinan besar harus menjalani perawatan lanjutan meskipun mereka sudah dipulangkan," tambahnya.




(kna/kna)

Berita Terkait