Zhang Zhie Jie Meninggal, Dokter Jantung Singgung Pentingnya AED di Event Olahraga

Zhang Zhie Jie Meninggal, Dokter Jantung Singgung Pentingnya AED di Event Olahraga

Devandra Abi Prasetyo - detikHealth
Rabu, 03 Jul 2024 14:10 WIB
Zhang Zhie Jie Meninggal, Dokter Jantung Singgung Pentingnya AED di Event Olahraga
Ilustrasi Automated External Defibrillator (AED) (Foto: Getty Images/Brostock)
Jakarta -

Meninggalnya Zhang Zhi Jie, atlet bulutangkis muda asal China, masih meninggalkan luka yang sangat dalam bagi pecinta badminton di seluruh dunia. Duka tersebut juga dirasakan oleh Zheng Si Wei, atlet ganda campuran nomor 1 BWF milik China.

Melalui akun media sosialnya, Zheng Si Wei mengungkapkan jika keselamatan para atlet merupakan yang terpenting dalam sebuah pertandingan. Menurutnya, sudah seharusnya para atlet yang berlaga mendapatkan haknya soal pertolongan pertama jika terjadi insiden.

"Kecelakaan terjadi setiap hari. Terkait hal itu, yang bisa kita lakukan adalah menanganinya dengan benar dan segera. Yang membuat saya marah adalah karena situasi tersebut tidak ditangani dengan baik dan tepat waktu," ujar Zheng, dikutip dari akun sosial media resminya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya tidak berada di tempat kejadian dan komentar saya mungkin sedikit bias, tapi saya tetap berharap insiden ini dapat menarik perhatian BAC, BWF dan bahkan seluruh masyarakat. Bagaimanapun juga, nyawa adalah yang terpenting," harap Zheng.

Senada dengan itu, spesialis jantung dr Berlian Idriansyah Idris, SpJP mengatakan betapa pentingnya automated external defibrillator (AED) pada setiap kejuaraan olahraga demi keselamatan para atlet. AED merupakan perangkat portabel yang bisa digunakan sebagai pertolongan pertama pada henti jantung, melalui kejutan listrik di dada.

ADVERTISEMENT

"Bukan cuma direkomendasikan, harus ada (AED)," ujar dr Berlian ketika dihubungi detikcom, Selasa (2/7/2024).

Selain pemberian resusitasi jantung paru (RJP) atau cardiopulmonary resuscitation (CPR) yang tepat dan cepat untuk pasien henti jantung, adanya AED ini akan sangat membantu mereka yang mengalami insiden henti jantung.

"Sebagai bagian dari resusitasi, bila irama henti jantungnya VT (ventrikel takikardi) atau VF (ventrikel fibrilasi). perlu dilakukan pemberian terapi kejut listrik dgn alat 'automated external defibrillator' atau AED. Alat ini yg akan 'membaca' irama jantung pasien, untuk kemudian 'memerintahkan' pemberian kejut listrik bila irama terbaca VT atau VF," kata dr Berlian.

"Pemberian kejut listrik secara dramatis dapat menyelamatkan nyawa pasien yg mengalami henti jantung akibat aritmia VT atau VF," sambungnya.

NEXT: Mudah dioperasikan

Lebih lanjut, dr Berlian mengatakan penggunaan AED terbilang cukup mudah. Di sisi lain, AED ini berperan vital untuk bisa menyelamatkan hidup seseorang yang tiba-tiba kolaps.

"AED adalah alat portabel yang sangat mudah untuk dioperasikan, sangat bisa dipelajari oleh masyarakat umum. Tugas pengguna hanya menempelkan patch pada dada pasien henti jantung," kata dr Berlian.

"Alat ini yg akan menganalisa irama jantung. Bila diindikasikan, ia akan menginstruksikan penggunanya untuk memberikan kejut listrik hanya dengan menekan tombol," tutupnya.

Halaman 2 dari 2
(dpy/up)
Lagi-lagi Henti Jantung
17 Konten
Pebulutangkis muda China meninggal dunia, remaja 17 tahun itu mendadak kolaps dan kejang pasca pertandingan. Disebabkan henti jantung, kondisi apa itu?

Berita Terkait