Singapura Rekor Terendah Angka Bunuh Diri, Catat 322 Kasus

Suci Risanti Rahmadania - detikHealth
Senin, 15 Jul 2024 19:35 WIB
Ilustrasi Singapura (Foto: Getty Images)
Jakarta -

*CATATAN: Informasi ini tidak untuk menginspirasi siapapun untuk bunuh diri. Jika Anda memiliki pikiran untuk bunuh diri, segera mencari bantuan dengan menghubungi psikolog atau psikiater terdekat. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami tanda peringatan bunuh diri, segera hubungi Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes 021-500-454.*

Sebanyak 322 kasus bunuh diri dilaporkan di Singapura pada tahun lalu. Angka ini merupakan jumlah terendah sejak lebih dari 20 tahun terakhir menurut laporan Layanan Kesehatan Mental di Singapura (Samaritans of Singapore /SOS).

Jumlah kasus bunuh diri di Singapura menurun 32,4 persen dari tahun 2022 di semua kelompok umur untuk pertama kalinya. Mengingat pada 2022, Singapura melaporkan 476 kasus bunuh diri dengan jumlah tertinggi dalam lebih dari 20 tahun.

SOS melaporkan kaum muda berusia antara 10 hingga 29 tahun mengalami penurunan 31,2 persen dalam kasus bunuh diri pada tahun lalu dibandingkan dengan tahun 2022.

Namun, SOS mencatat bahwa bunuh diri tetap menjadi penyebab utama kematian selama lima tahun berturut-turut untuk kelompok usia tersebut. Bahkan hampir 30 persen dari semua kematian pada kelompok usia muda adalah bunuh diri.

Antara tahun 2021 dan 2023, jumlah bunuh diri tertinggi terjadi pada orang-orang berusia 20-an.

Kaum muda dewasa ini tengah mengalami banyak transisi dan menghadapi berbagai masalah, termasuk bergerak menuju kemandirian serta kemungkinan masalah terkait pekerjaan, keluarga, keuangan, dan hubungan romantis.

"Ada banyak sekali transisi yang harus Anda lalui, seiring dengan beban tanggung jawab untuk beralih dari mode ketergantungan ke mode mandiri, dan kemudian mampu memberikan dukungan bagi orang-orang yang mungkin bergantung pada Anda," kata Phua Chun Yat, kepala operasi SOS kepada CNA.

"Jadi, menurut saya ada banyak pemicu stres yang terjadi selama periode itu," lanjutnya lagi.

Dari 322 kematian akibat bunuh diri pada tahun 2023, 222 kematian adalah pria dan 100 sisanya adalah wanita.

Dari tahun 2019 hingga 2023, jumlah kasus bunuh diri di kalangan pria jauh lebih tinggi daripada di kalangan wanita. Hal ini tidak hanya terjadi di Singapura, tetapi juga terjadi di tingkat internasional.

"Meskipun menggembirakan melihat penurunan angka bunuh diri, kita harus ingat bahwa satu kasus bunuh diri saja sudah terlalu banyak," kata Dr Jared Ng, direktur medis di Connections MindHealth, sebuah klinik yang menyediakan layanan psikiatris dan psikologis holistik.

"Setiap kehilangan berdampak pada keluarga, sekolah, tempat kerja, dan seluruh masyarakat. Kita tidak boleh berpuas diri; kita harus terus waspada terhadap orang-orang di sekitar kita, berempati dengan mereka yang membutuhkan, dan bersikap baik kepada diri sendiri dan orang lain."

Penurunan kasus bunuh diri tidak boleh dianggap remeh, dan harus ada upaya berkelanjutan untuk memperluas jaringan pencegahan bunuh diri.

"Ini mencakup titik sentuh yang sangat penting... seperti sekolah, perusahaan, organisasi keagamaan, organisasi akar rumput," kata Phua.



Simak Video "Video: Rencana Singapura Larang Iklan Mi Instan-Bumbu Dapur yang Tak Sehat "

(suc/naf)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork