Pengidap Diabetes Meninggal usai 'Terapi Tampar', Diminta Stop Minum Obat

Pengidap Diabetes Meninggal usai 'Terapi Tampar', Diminta Stop Minum Obat

Khadijah Nur Azizah - detikHealth
Senin, 29 Jul 2024 12:02 WIB
Pengidap Diabetes Meninggal usai Terapi Tampar, Diminta Stop Minum Obat
Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Jakarta -

Seorang pengidap diabetes tipe 1 di Inggris meninggal dunia seusai menjalani pengobatan alternatif 'terapi tampar'. Praktisi pengobatan alternatif tersebut kemudian dinyatakan bersalah atas pembunuhan karena kelalaian berat.

Danielle Carr-Gomm, 71, mengidap diabetes tipe 1, sakit parah pada tahun 2016 setelah ia berhenti mengonsumsi insulin dan diminta berpuasa selama retret terapi paida lajin yang dijalankan oleh Hongchi Xiao di sebuah rumah pedesaan di Wiltshire.

Diberitakan The Guardian, jaksa penuntut mengklaim Xiao, 61 tahun, yang dipanggil "master" oleh para pengikutnya, bertanggung jawab atas kejadian tersebut dan memiliki kewajiban untuk menjaga Carr-Gomm.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka mengatakan bahwa Xiao sangat lalai karena tidak mengambil langkah-langkah yang wajar karena tidak mendesak Carr-Gomm mengonsumsi insulin dan memanggil bantuan medis ketika hal itu benar-benar dibutuhkan. Ketika Carr-Gomm jatuh sakit parah, menangis kesakitan, dan melemah, Xiao menyalahkan kemunduran kesehatannya pada "krisis penyembuhan".

Jaksa Duncan Atkinson mengatakan bahwa Carr-Gomm mengumumkan pada hari pertama lokakarya bahwa dia telah berhenti minum insulin, dan Xiao pun "memberi ucapan selamat" kepadanya. Bersama peserta lain, dia mulai berpuasa, tetapi segera jatuh sakit parah, "lelah", "lemah" dan "menderu kesakitan" pada hari ketiga.

ADVERTISEMENT

Pada hari keempat, Carr-Gomm meninggal karena ketoasidosis diabetik.

"Meskipun kami tidak dapat mengembalikan ibu kami, kami berharap kasus ini setidaknya menyoroti bahaya dari menjalani terapi alternatif yang tidak diatur tanpa penelitian yang tepat," kata sang anak.

Jaksa penuntut mengatakan Xiao seharusnya sepenuhnya menyadari bahaya yang dialami Carr-Gomm karena setahun sebelumnya seorang anak laki-laki berusia enam tahun dengan diabetes tipe 1 meninggal di sebuah retret yang dikelolanya di Australia setelah Xiao memberi tahu ibunya untuk berhenti memberinya insulin.

Xiao, yang lahir di China, mengatakan bahwa ia telah meninggalkan karier yang menguntungkan di bidang keuangan untuk fokus pada pengobatan alternatif dan tidak melakukannya untuk menghasilkan uang. Ia mengatakan bahwa teknik yang melibatkan menampar dan meregangkan tubuh itu mudah dipelajari, membantu mengatasi setiap penyakit yang diketahui manusia, dan mengurangi kebutuhan pasien untuk mengonsumsi obat "barat" dengan efek samping yang "beracun".

Paida lajin, yang berarti "menampar dan meregangkan" adalah terapi di mana orang menampar diri mereka sendiri dan orang lain untuk mengeluarkan racun dari tubuh.

Xiao mengatakan bahwa ia bukanlah seorang dokter medis dan terserah kepada peserta lokakarya untuk terus mengonsumsi obat yang mereka butuhkan. Ia mengatakan bahwa Carr-Gomm, dari East Sussex, keras kepala dan telah memilih untuk tidak meminum obatnya atau mendengarkan nasihatnya.

"Saya bukan pelindungnya. Saya hanya gurunya," tutur Xiao.

Dalam persidangan, terungkap bahwa Carr-Gomm, yang sudah lama tertarik pada pengobatan alternatif, sangat ingin mengurangi atau menghentikan insulinnya dan menganggap Xiao sebagai "utusan yang dikirim oleh Tuhan" untuk membawa revolusi dalam pengobatan.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Kenali Tanda-tanda Gejala Diabetes di Pagi Hari"
[Gambas:Video 20detik]
(kna/suc)

Berita Terkait