IDI Berduka Dokter PPDS Undip Bunuh Diri, Minta Bentuk Tim Pusat Trauma

IDI Berduka Dokter PPDS Undip Bunuh Diri, Minta Bentuk Tim Pusat Trauma

Nafilah Sri Sagita K - detikHealth
Kamis, 15 Agu 2024 12:37 WIB
IDI Berduka Dokter PPDS Undip Bunuh Diri, Minta Bentuk Tim Pusat Trauma
Ketua Umum PB IDI. (Foto: Khadijah Nur Azizah/detikHealth)
Jakarta -

Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) ikut berduka atas meninggalnya dokter residen anestesi di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang. Ketua Umum PB IDI dr Adib Khumaidi SpOT ikut mendukung proses investigasi yang tengah dilakukan.

Di sisi lain, kasus bunuh diri PPDS disebutnya menjadi tanda pentingnya pendampingan dan dukungan kesehatan mental bagi para PPDS. Ia meminta pemerintah ikut membentuk pusat trauma dan evaluasi kesehatan selama pendidikan dokter residen.

"Kami mendorong pembentukan Pusat Trauma dan evaluasi kesehatan mental secara berkala untuk memastikan bahwa mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan kedokteran dan spesialis menerima perawatan dan dukungan yang diperlukan," pinta Adib, dalam keterangannya, Rabu (15/8/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami percaya bahwa dengan bekerja sama, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dan lebih mendukung bagi mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan kedokteran dan spesialis," sambung dia.

Bentuk bullying dalam tindakan apapun termasuk verbal, fisik, dan materi tidak dibenarkan. dr Adib meminta semua pihak untuk bersama-sama mencegah insiden kasus semacam ini kembali terulang di masa mendatang.

ADVERTISEMENT

"Mari kita bergandengan tangan untuk mencegah insiden seperti itu di masa mendatang," tutup Dr Adib.




(naf/up)
Geger PPDS Undip
50 Konten
Bullying di kalangan PPDS (program pendidikan dokter spesialis) kembali jadi perbincangan. Seorang peserta PPDS anestesi meninggal, disebut-sebut terkait praktik bullying.

Berita Terkait