Viral Buku 'Pedoman Bullying' Dokter di PPDS, Sempat Disinggung Menkes

Viral Buku 'Pedoman Bullying' Dokter di PPDS, Sempat Disinggung Menkes

Nafilah Sri Sagita K - detikHealth
Kamis, 15 Agu 2024 13:55 WIB
Viral Buku Pedoman Bullying Dokter di PPDS, Sempat Disinggung Menkes
Foto: Getty Images/iStockphoto/bojanstory
Jakarta -

Viral buku pedoman terkait tatakrama dan aturan residen selama proses program pendidikan dokter spesialis (PPDS) di media sosial. Hal ini muncul di tengah kabar kematian dokter residen diduga bunuh diri karena bullying. Meski begitu, pihak Universitas Diponegoro (Undip) Semarang belakangan membantah kematian yang bersangkutan berkaitan dengan bullying.

FK Undip mengklaim berstatus zero bullying sejak 1 Agustus 2023.

Di luar kasus tersebut, poin-poin dalam buku pedoman yang viral kebanyakan mencantumkan kesopanan dan kepatuhan yang harus dimiliki junior kepada senior.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Siap menerima tugas extra dari senior," demikian salah satu poin dalam buku pedoman tersebut.

Terlepas dari keasliannya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sempat menyinggung buku semacam ini yang juga berisi perintah kepada peserta program pendidikan dokter spesialis (PPDS). Namun, isi perintah yang ditemuinya banyak mengandung poin perundungan atau bullying lantaran berada di luar kewajiban para dokter junior.

ADVERTISEMENT

Budi juga melihat buku tersebut tidak menunjukkan keterkaitan manfaat dengan proses pendidikan.

"Apalagi di buku panduan tercantum harus beliin ini, sewakan ini, sehingga kami cek (dokter peserta PPDS) harus keluar uang dan kami cek bisa puluhan juta per bulan atau ratusan juta per tahun," kata Budi dalam konferensi pers virtual, Kamis (17/8).

Budi tak merinci di rumah sakit mana terdapat dokter yang membuat buku panduan tersebut. Dirinya hanya memastikan buku tersebut juga diberikan pada residen yang menjalani PPDS di RS vertikal Kemenkes.

Selain itu, ia juga mendengar laporan ada oknum dokter senior kerap kali memanggil juniornya dengan sebutan hewan, hingga cacian berbau rasis.

"Ini harus dibereskan, karana ini rumahnya Kemenkes. Kami tak ingin rumah kami berisi yang serabutan tidak berbudaya. Kami ingin ini menjadi rumah yang baik dan berbudaya," ucap Budi.

Baru-baru ini, Menkes juga ikut berkomentar terkait kasus meninggalnya residen di Undip yang berpraktik di RSUP Kariadi. Dirinya memastikan pemerintah tidak main-main menyikapi kasus bullying.

"Kita sudah pernah berikan sanksi 6 bulan lalu, ini tidak kapok-kapok. Kami akan berikan sanksi yang lebih berat," ungkapnya kepada detikcom Rabu (14/8/2024).

Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapa pun untuk melakukan tindakan serupa. Bila Anda merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.




(naf/up)
Geger PPDS Undip
50 Konten
Bullying di kalangan PPDS (program pendidikan dokter spesialis) kembali jadi perbincangan. Seorang peserta PPDS anestesi meninggal, disebut-sebut terkait praktik bullying.

Berita Terkait