Kupas Tuntas Mitos BPA di Kemasan Pangan, Bisa Diurai dan Tak Picu Kanker

detikcom Leaders Forum

Kupas Tuntas Mitos BPA di Kemasan Pangan, Bisa Diurai dan Tak Picu Kanker

Devandra Abi Prasetyo - detikHealth
Jumat, 30 Agu 2024 16:10 WIB
Kupas Tuntas Mitos BPA di Kemasan Pangan, Bisa Diurai dan Tak Picu Kanker
Diskusi membahas mitos-fakta Bisphenol A (Foto: Pradita Utama)
Jakarta -

Informasi terkait bisphenol A atau BPA dalam produk makanan atau minuman yang saat ini beredar di masyarakat bisa dikatakan belum optimal. Informasi yang setengah-setengah ini membuat banyak masyarakat khawatir terkait produk-produk yang mengandung BPA.

Padahal, produk yang mengandung BPA dan sudah melalui proses formulasi sesuai standar bisa dipastikan keamanannya. Salah satu yang membuat BPA berpotensi mengundang bahaya adalah ketika adanya penanganan yang tidak tepat.

Spesialis gizi klinik dr Karin Wiradarma, M Gizi, SpGK mengatakan BPA akan berpotensi untuk larut ketika seseorang secara sengaja atau tidak sengaja menaruhnya di suhu yang panas, sekitar 70 derajat celsius atau lebih. Namun sangat jarang BPA berada dalam suhu tinggi, pun jika terjadi, kasusnya jarang terjadi di keseharian.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau suhunya di atas 70 derajat celsius BPA ini akan menjadi lebih mudah untuk keluar dari kemasannya ke makanan atau minuman," ujar dr Karin dalam acara detikcom Leaders Forum 'FOMO Apa-apa BPA Free', di Jakarta Selatan, Rabu (21/8/2024).

Migrasi BPA ke Makanan Tak Segampang Itu

Kandungan BPA memang dalam kondisi tertentu bisa lepas dari plastik dan bermigrasi ke makanan atau minuman. Namun, Spesialis penyakit dalam konsultan hematologi-onkologi Dr dr Andhika Rachman SpPD-KHOM mengatakan hal ini tidak terjadi dengan mudah.

ADVERTISEMENT

"Memang BPA itu bisa bermigrasi ke makanan tapi tidak semudah itu. BPA ini juga dia akan lebih mudah larut di lemak sebenarnya, tetapi di air lebih susah. Butuh suhu 70 derajat celsius," kata dr Andhika.

detikcom Leaders Forum kembali hadir dengan tema 'Fomo Apa-Apa BPA Free'. Dokter spesialis hingga pakar polimer menjadi pembicara forum tersebut.Para pakar menjelaskan fakta-fakta terkait Bisphenol A supaya tidak FOMO apa-apa harus BPA Free. Foto: Pradita Utama

Mitos tentang 'BPA Free'

Rasa takut akan produk-produk BPA membuat banyak masyarakat mulai selektif dalam memilih produk makanan dan minuman. Salah satunya adalah memilih yang mengandung label BPA free untuk segala keperluan.

dr Karin menambahkan, tidak ada jaminan produk yang memiliki label BPA Free benar-benar bebas dari bahan berbahaya. Pasalnya, jenis material apapun jika tidak dibuat dan digunakan dengan benar tetap punya potensi melepas bahan kimia berbahaya.

"Belum tentu juga kalau misalnya BPA free itu benar-benar bebas dari bahan-bahan kimia lainnya. Bisa jadi dia ada etilen glikolnya, ada bisphenol yang lain-lainnya juga," katanya.

Sebaliknya, dr Karin menjelaskan produk-produk yang mengandung BPA tetap aman bagi kesehatan selama diproduksi sesuai standar dan digunakan sesuai anjuran. Salah satu yang memicu dampak buruk bagi kesehatan adalah jika produk tersebut dipanaskan hingga suhu di atas 70 derajat celcius sehingga memicu lepasnya partikel BPA.

BPA Diproses dan Diurai di Tubuh Manusia

Pakar polimer Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof Akhmad Zainal Abidin menjelaskan bahwa BPA memang bisa berada di dalam tubuh, namun umumnya dalam jumlah yang sedikit. BPA di dalam tubuh ini nantinya tetap akan diproses oleh organ hati dan dikeluarkan melalui urine atau keringat.

Prof Akhmad menambahkan masyarakat sebenarnya tidak perlu takut secara berlebihan terkait BPA yang masuk ke tubuh. Selama jumlahnya masih dalam batas normal, maka ini akan aman.

"Jadi BPA itu hanya berbahaya kalau misalnya melebihi jumlah takaran, kalau tidak berlebihan aman," ucap Prof Akhmad.

Prof Akhmad tetap mengingatkan, setiap masyarakat tentu harus mengetahui kondisi kesehatan mereka masing-masing. Pasalnya, tubuh yang sehat akan membuat sistem metabolisme seseorang juga menjadi optimal.

dr Karin Wiradarma, M Gizi, SpGK memaparkan fakta-fakta Bisphenol A dalam detikcom Leaders Forum, Rabu (21/8/2024)dr Karin Wiradarma, M Gizi, SpGK memaparkan fakta-fakta Bisphenol A dalam detikcom Leaders Forum, Rabu (21/8/2024) Foto: Pradita Utama/detikHealth

NEXT: BPA Tidak Terakumulasi di Tubuh Manusia, Bukan Pemicu Kanker-Infertilitas

BPA Tidak Terakumulasi di Tubuh Manusia

BPA yang masuk ke tubuh tidak akan mengendap. Sekitar 90 persen BPA yang masuk ke tubuh akan diproses oleh hati.

Spesialis gizi klinik dr Karin Wiradarma, M Gizi, SpGK menjelaskan jika tubuh memiliki kemampuan detoks untuk mengeluarkan BPA dari tubuh.

"Kalau misalnya BPA tadi inaktif, maka dia tidak menimbulkan efek tadi, misalnya seperti berefek ke hormon dan sebagainya," ucap dr Karin dalam acara detikcom Leaders Forum di Jakarta Selatan, Rabu (21/8/2024).

Selain menjadi tidak aktif, 90 persen kandungan BPA yang tadinya diproses oleh hati akan dikeluarkan tubuh. BPA nantinya akan dikeluarkan melalui keringat, urine, hingga feses.

Tak Ada Bukti BPA Picu Kanker-infertilitas pada Manusia

Kekhawatiran terkait BPA dapat memicu masalah seperti kanker hingga infertilitas masih menghantui banyak orang. Merespons hal ini, dr Andhika menegaskan belum ada bukti yang konklusif tentang keterkaitan antara BPA dengan dua masalah tersebut.

Sejauh ini, riset terkait BPA dapat memicu kanker masih dalam uji coba hewan. Pasalnya, 90 persen BPA yang ada di dalam tubuh manusia, itu bisa dikeluarkan melalui urine, keringat, atau feses.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Detikcom Leaders Forum x BPOM: Diskusi Pemahaman Membaca Label Nutrisi"
[Gambas:Video 20detik]
(up/up)

Berita Terkait