Prof Nila menyebut dokter merupakan profesi penuh tekanan, karena berkaitan dengan menyelamatkan nyawa seseorang. "Sekolah kedokteran itu stres, karena saya juga dulu berpikir, harus menyelamatkan nyawa, ini taruhannya nyawa," kata dia saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan, Kamis (19/10/2024).
"Berbeda dengan pekerjaan lain yang mungkin tidak berkaitan dengan nyawa," lanjutnya.
Meski begitu, Prof Nila tidak membenarkan dalih apapun di balik proses perundungan, termasuk alasan untuk menguatkan mental seorang dokter ketika nantinya berpraktik menghadapi banyak pasien. Temuan semacam ini, jelas harus menjadi evaluasi bersama termasuk pemerintah dalam pengelolaan sistem PPDS.
"Ini lah yang harus kita selesaikan. Yang menjadi pimpinan harus menyelesaikan ketika itu sudah kelewatan, bila perlu pelaku bullying dikeluarkan," tutur dia.
"Tapi jangan juga digeneralisir semua menjadi pelaku bullying, karena banyak juga dokter-dokter kita yang baik," tutupnya.
Terkait kematian 'dr ARL', almarhumah yang sebelumnya menjalani PPDS di Universitas Diponegoro, Prof Nila ikut berduka. Dirinya menyesalkan hal tersebut terjadi.
"Mungkin benar ada bullying karena pihak Undip juga sudah mengaku. Tetapi apakah betul benar berkaitan dengan bunuh diri karena bullying, atau karena stres, atau karena ada dirinya merasa sakit yang tidak tertahankan itu yang perlu ditelusuri lebih lanjut," papar dia.
Simak juga Video 'Dekan FK Undip Akui Adanya Perundungan PPDS, Ini Respons Kemenkes':
(naf/up)