Penyakit jantung sampai saat ini masih menjadi momok yang mengerikan bagi masyarakat. Pasalnya, penyakit jantung identik dengan kematian dan buruknya kualitas hidup. Kondisi ini tak hanya diidap oleh lanjut usia, tetapi juga dengan usia muda.
Spesialis penyakit jantung dan pembuluh darah, dr Radityo Prakoso SpJP(K) mengatakan tak sedikit kasus penyakit jantung ditemukan pada usia muda, bahkan prevalensinya meningkat sebanyak 2 persen setiap tahun di dunia.
"Terdapat peningkatan prevalensi serangan jantung pada usia kurang dari 40 tahun, sebanyak 2 persen setiap tahunnya," ucapnya dalam media briefing, Senin (23/9/2024).
dr Radityo mengatakan peningkatan penyakit jantung pada usia yang lebih muda disebabkan oleh sejumlah faktor, yakni faktor yang dapat diubah dan faktor yang tak dapat diubah. Beberapa faktor risiko tersebut mencakup kebiasaan tidak sehat seperti merokok dan doyan mengonsumsi makanan tinggi natrium, yang jika dibatasi bisa menurunkan prevalensi penyakit jantung.
Belum lagi 1 dari 6 anak muda diperkirakan lebih memilih mengonsumsi makanan junkfood yang berkaitan dengan risiko penyakit jantung.
"Gaya hidup yang menyebabkan kolesterolnya tinggi, pesitif, diabetes, kebiasaan makan berlemah dan konsumsi alkohol berlebih, hidup sedentari menjadi penyebab paling umum dari penyakit jantung koroner di usia muda di seluruh dunia," jelas dr Radityo.
Di samping itu dia juga menyoroti penyebab tingginya angka konsumsi fast food di usia mulai dari muda stress akademis, manajemen waktu yang buruk, sampai kurangnya tersedia opsi makanan sehat di luar sekolah. Konsumsi fast food meninduksi terjadinya inflamasi yang berperan dalam pembentukan plak pada pembuluh darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung.
(suc/kna)