Viral Anak Dicekoki Obat Penggemuk oleh Pengasuh, IDAI Soroti Hal Ini

Viral Anak Dicekoki Obat Penggemuk oleh Pengasuh, IDAI Soroti Hal Ini

Averus Kautsar - detikHealth
Kamis, 17 Okt 2024 11:30 WIB
Viral Anak Dicekoki Obat Penggemuk oleh Pengasuh, IDAI Soroti Hal Ini
Viral pengasuh memberi obat penggemuk untuk anak yang diasuhnya. (Foto: Instagram @linggra.k)
Jakarta -

Viral beberapa waktu lalu pengakuan seorang ibu di Surabaya, Jawa Timur yang anaknya dicekoki obat steroid oleh pengasuh untuk menggemukkan badan. Ia baru mengetahui kejadian tersebut setahun setelah obat itu terus diberikan.

Linggra Kartika yang mengalami kejadian tersebut mengatakan anaknya harus dirawat di rumah sakit karena kejadian itu. Ia juga menyayangkan betapa mudahnya obat tersebut bisa didapatkan tanpa resep dokter, bahkan dibeli secara online.

"Masalahnya tuh obat ini bisa dibeli bebas di online. Harganya juga murah banget. Kalau sudah gini nggak tau juga siapa yang harus tanggung jawab," kata Linggra melalui unggahannya di Instagram.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berkaitan dengan kejadian tersebut, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengatakan bahwa harus ada pengawasan lebih terkait jual beli obat, khususnya obat-obat kategori keras yang memerlukan resep dokter.

Pengawasan yang kurang dapat membuat obat kategori keras lebih mudah disalahgunakan. Padahal obat tersebut bisa memberikan manfaat yang baik untuk pasien membutuhkan.

ADVERTISEMENT

"Terkait mudahnya pemberian ini mungkin kita memang perlu ya mungkin dari pemangku kebijakan, obat ini kan lambangnya K, artinya dia obat yang harus menggunakan resep dari dokter," ucap Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Endokrin IDAI Dr dr Agustini Utari, SpA(K) dalam konferensi pers, Kamis (17/10/2024).

Selain itu, dr Agustini juga mengimbau untuk setiap dokter dan tenaga kesehatan untuk memberikan obat kategori steroid sesuai indikasi pasien. Mengingat ada efek samping yang mungkin ditimbulkan dari obat tersebut.

Menyoal regulasi, ia juga menambahkan perlu ada pengawasan lebih lagi terkait penjualan obat secara online. Perbaikan regulasi perlu dilakukan untuk menghindari kejadian serupa terjadi pada lebih banyak pada anak.

"Harus diperbaiki mestinya regulasi, ya karena balik lagi ini harus menggunakan resep. Jadi kalau dari cerita yang kemarin anak yang viral itu, dia bisa mendapatkan obat tersebut secara online tanpa harus ada resep dokter, sudah memberikan berulang kali. Mungkin itu yang harus lebih diawasi," tandasnya.




(avk/kna)

Berita Terkait