"Secara keseluruhan, resep golongan antidepresan SSRI atau selective serotonin reuptake inhibitor meningkat dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan sebesar 5 persen dari tahun 2018 hingga 2022," imbuh Kemenkes Singapura, dikutip CNA.
Angka tersebut setara dengan peningkatan setidaknya 20 persen dalam periode tersebut. Meskipun pada tahun 2023 terjadi penurunan 3,8 persen dalam semua resep SSRI, berbagai klinik dokter umum dan spesialis mengatakan bahwa mereka telah mengamati lebih banyak orang dewasa muda yang mencari bantuan untuk kondisi kesehatan mental seperti depresi sejak dimulainya pandemi COVID-19.
Jika usia pasien yang diresepkan SSRI dibedah, proporsi orang dewasa muda berusia 18 hingga 24 tahun telah meningkat secara stabil, dari 11,2 persen pada tahun 2017 menjadi 15,5 persen pada tahun 2021, kemudian mencapai 14 persen pada tahun lalu.
"Peningkatan keseluruhan dalam resep antidepresan tidak mengejutkan karena beberapa alasan," kata dokter kepada CNA.
Salah satu alasannya adalah penyakit mental telah mengalami "destigmatisasi" yang cukup besar di masyarakat Singapura. Dr Victor Kwok, direktur medis dan konsultan psikiater senior di Private Space Medical, mengatakan bahwa ia telah melihat lebih banyak orang dewasa muda yang mengunjungi klinik atas kemauan mereka sendiri setelah pandemi, sering kali dibekali dengan kesadaran diri yang sangat tinggi.
"Pasien muda ini lebih mampu mengenali gejala mereka dan menganalisis alasan pemicunya. Bahasa yang mereka gunakan seringkali sangat canggih, seperti bahasa terapis," katanya.
baca juga
Simak Video "Video: CISDI Ungkap Alasan Kesehatan Mental Masih Disepelekan"
(suc/suc)