Awal Mula Temuan Kasus 'Pornografi Deepfake' di Sekolah Singapura

Nafilah Sri Sagita K - detikHealth
Kamis, 05 Des 2024 18:02 WIB
Pornografi deepfake menggemparkan sekolah di Singapura (Foto: Getty Images/sarayut Thaneerat)
Jakarta - Kasus pornografi deepfake terjadi di sekolah Singapura. Polisi sebelumnya menyelidiki sejumlah foto telanjang siswi Singapore Sports School (SSP) yang dibuat dan dibagikan oleh siswa lain.

Kepala sekolah Ong Kim Soon mengatakan pada hari Selasa (12/11/2024), bahwa pihaknya mengetahui insiden tersebut. Termasuk awal mula pembuatan dan penyebaran foto-foto palsu oleh atlet-siswa mereka.

"Sekolah tidak memaafkan perilaku yang merugikan seperti itu," beber Ong Kim Soon.

"Sekolah telah memulai penyelidikan dan mengajukan laporan polisi. Karena penyelidikan polisi masih berlangsung, kami tidak dapat membagikan informasi lebih lanjut," terang dia.

CNA semula mengidentifikasi foto-foto tersebut merupakan foto telanjang palsu yang dibuat oleh artificial intelligence (AI).

Polisi mengonfirmasi kepada CNA bahwa laporan telah diajukan dan penyelidikan sedang berlangsung. Sekolah tidak memberikan rincian tentang sifat gambar tersebut.

Awal Mula Kasus

Dalam pesan WhatsApp kepada orang tua yang dilihat oleh CNA, sekolah mengatakan polisi mendapatkan tautan situs web yang terkait dengan kasus tersebut.

Mereka mengaitkan penyebaran pornografi 'deepfake' dengan sejumlah keuntungan yakni uang. Polisi akhirnya mencoba membantu penghapusan gambar dari situs-situs tersebut.

Semua siswa yang terlibat diwawancarai oleh polisi dan ponsel serta perangkat lain mereka telah disita untuk pemeriksaan forensik, menurut pesan tersebut.

Hukuman bagi Pelaku

Sekolah juga mengatakan tindakan disiplin telah dimulai, termasuk hukuman cambuk bagi beberapa siswa dan larangan perjalanan olahraga, skorsing dari sekolah, pelatihan, dan asrama.

Ayah korban mengatakan ia diberitahu tentang kasus tersebut pada hari Senin saat menelepon mentor putrinya. Orang tua tersebut kemudian bertemu dengan guru kelas putri mereka.

Menurutnya, kasus tersebut bermula pada bulan Juni ketika sekelompok anak laki-laki mulai membuat dan menyebarkan gambar pornografi deepfake dari teman sekolah perempuan mereka.

Ia mengatakan tidak yakin berapa banyak siswa yang terlibat, tetapi menambahkan sedikit rincian informasi. "Itu adalah sekelompok besar anak laki-laki dan bukan hanya satu atau dua," demikian kesaksiannya.

Kata dia, para pelaku menggunakan WhatsApp untuk berkomunikasi. Ada dua kelompok, kelompok pertama akan membuat foto, sementara yang lain menyebarkannya.

NEXT: Orang tua lapor polisi

Simak Video "Video: Rencana Singapura Larang Iklan Mi Instan-Bumbu Dapur yang Tak Sehat "


(naf/up)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork