Fakta-fakta Musim Hujan, Prediksi BMKG hingga Mitos Kehujanan Bikin Sakit

Round Up

Fakta-fakta Musim Hujan, Prediksi BMKG hingga Mitos Kehujanan Bikin Sakit

AN Uyung Pramudiarja - detikHealth
Jumat, 06 Des 2024 06:02 WIB
Fakta-fakta Musim Hujan, Prediksi BMKG hingga Mitos Kehujanan Bikin Sakit
Hujan lebat diprediksi terjadi di hampir seluruh wilayah Indonesia sepekan ke depan (Foto: Andhika Prasetia)
Jakarta -

Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat diprediksi terjadi di hampir seluruh Indonesia di awal Desember 2024. Badan Meterorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi potensi cuaca ekstrem di sebagian wilayah.

Dalam sepekan ke depan, diprediksi terjadi fenomena atmosfer yang mempengaruhi pola cuaca. Beberapa fenomena yang berkontribusi pada pembentukan awan hujan sebagaimana dipaparkan BMKG antara lain:

  • Dipole mode negatif. Berlangsung konsisten, meningkatkan pasokan uap air yang memperkuat curah hujan di wilayah barat Indonesia
  • Madden-Julian Oscillation (MJO). Berada di fase 4 yang aktif di wilayah barat dan tengah Indonesia, mendukung pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia.
  • Gelombang Rossby, Kelvin, dan Low Frequency. Meningkatkan peluang pembentukan awan hujan signifikan di wilayah barah dan timur Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kehujanan bikin sakit, mitos atau fakta?

Selain risiko bencana hidrometeorologi, risiko kesehatan juga banyak diantisipasi di musim hujan. Banyak anggapan, kehujanan dapat menyebabkan seseorang jatuh sakit. Benarkah?

"Jadi, hujan itu sendiri tidak menyebabkan sakit," kata Tanner Dunn, seorang praktisi keperawatan keluarga dari Mayo Clinic Health System di Wisconsin.

ADVERTISEMENT

"Namun demikian, efek hujan dapat mempengaruhi tubuh membuatnya lebih rentan terhadap penyakit," jelasnya.

Disebutkan, hujan dapat membuat temperatur tubuh mengalami penurunan. Kondisi ini menciptakan lingkungan yang memungkinkan bakteri tertentu berkembang biak dan melemahkan sistem imun atau daya tahan tubuh.

Di sisi lain, hujan ringan justru memberikan manfaat bagi kesehatan bagi yang sebagian orang yang menyukai aktivitas outdoor. Dikutip dari VeryWellHealth, Neal Patel, seorang pakar kedokteran keluarga di St Joseph Hospital California menyebut kualitas udara cenderung lebih baik saat hujan.

"Salah satu keuntungan jalan-jalan saat hujan adalah udara lebih bersih dan segar untuk pernapasan," katanya.

Selain itu, olahraga di tengah cuaca hujan cenderung membakar lebih banyak kalori. Hal ini disampaikan oleh Eric Ascher, seorang dokter di Lenox Hill Hospital di New York. Alasannya, seseorang cenderung bergerak lebih cepat dan intens saat hujan.

"Tubuh secara alamiah bergerak sedikit lebih keras dan membakar lebih banyak kalori," katanya.

NEXT: Tak disarankan olahraga outdoor saat hujan jika.....

Namun demikian, olahraga saat hujan sebaiknya dihindari pada kondisi tertentu demi alasan keamanan dan kesehatan. Risiko terpeleset dan tersambar petir harus jadi pertimbangan jika memang situasinya tidak memungkinkan untuk beraktivitas di luar ruangan, misalnya saat hujan terlalu lebat.

"Hindari jalan-jalan jika Anda merasa tidak aman untuk berjalan tanpa ada yang menemani, atau pada permukaan yang licin dan tidak rata. Ada risiko jatuh dan menderita cedera serius yang sebenarnya bisa dicegah," kata Patel.

Kalaupun harus beraktivitas di luar ruangan saat hujan, beberapa saran berikut bisa diterapkan:

  • Gunakan alas kaki dengan grip yang bagus agar tidak mudah terpeleset
  • Gunakan jas hujan agar tetap kering sehingga temperatur tubuh terjaga
  • Gunakan bahan reflektif agar mudah terlihat di tengah hujan deras, jika perlu pakai blinker atau lampu indikator
  • Siapkan kaos kaki cadangan.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video IDAI: Waspadai DBD di Musim Hujan Sebulan ke Depan"
[Gambas:Video 20detik]
(up/up)

Berita Terkait