"Terima kasih semua untuk doa-doanya. Almarhum mendadak meninggal stelah mengeluh sakit kepala hebat. Jenazah dibawa ke Bandung dari Bali. Mewakili keluarga saya ucapkan terimakasih untuk doa dan atensinya," tulis kakak ipar Azmi, Lury Alex Noerdin di kolom komentar unggahan Rumah Sakit Umum Pindad.
Dokter Azmi juga dikabarkan mengalami pecah pembuluh darah di otak akibat aneurisma. Pecah pembuluh darah di otak yang disebabkan oleh aneurisma merupakan kondisi kegawatdaruratan medis, karena bisa menyebabkan kerusakan otak hingga kematian.
Aneurisma otak kerap diibaratkan sebagai bom waktu. Seringkali pasien tidak mengeluhkan gejala sampai pembuluh darah di otaknya pecah.
Aneurisma otak merupakan penonjolan bagian pembuluh darah atau lebih, tepatnya pelebaran dinding pembuluh darah. Aneurisma seperti balon yang semakin lama semakin membesar hingga mencapai diameter tertentu yang kemungkinan akan pecah seiring waktu.
Salah satu gejala yang khas yakni sakit kepala hebat.
"Bisa sampai sakit kepalanya itu betul betul sakit kepala yang mendadak, hebat, disebut sebagai thunderclap headache. Seperti dipukul terus kemudian matanya silau, lehernya kaku. Banyak pasien yang survive mengatakan ya seperti the worst headache of my life," kata spesialis saraf Dr dr Mardjono Tjahjadi, SpBS, PhD, saat berbincang dengan detikcom beberapa waktu lalu.
Gejala aneurisma otak yang pecah biasanya dimulai dengan sakit kepala yang tiba-tiba dan menyiksa. Hal ini disamakan dengan terbentur di kepala, yang mengakibatkan rasa sakit yang menyilaukan yang belum pernah dialami sebelumnya.
Simak Video "Video: Penjelasan Kemenkes soal Ingin Datangkan Dokter Asing ke RI"
(kna/naf)