Fenomena Gancet Tak Melulu Mistis, Ini Penjelasannya secara Medis

Fenomena Gancet Tak Melulu Mistis, Ini Penjelasannya secara Medis

Devandra Abi Prasetyo - detikHealth
Rabu, 25 Des 2024 20:01 WIB
Fenomena Gancet Tak Melulu Mistis, Ini Penjelasannya secara Medis
Penjelasan medis di balik fenomena gancet (Foto: Getty Images/iStockphoto/Soifer)
Jakarta -

Fenomena gancet saat berhubungan intim seringkali dikaitkan dengan hal-hal mistis. Gancet sendiri biasanya dipandang sebagai 'hukuman' untuk mereka yang melakukan hubungan seks terlarang, apalagi dilakukan di tempat-tempat angker.

Sebagai informasi, gancet merupakan suatu istilah yang digunakan oleh masyarakat saat terjadi kondisi penis terjepit di dalam vagina saat penetrasi. Istilah lain yang sering digunakan adalah penis captivus.

Spesialis andrologi Eka Hospital BSD dr Christian Christopher Sunnu, SpAnd mengatakan sebenarnya kondisi gancet ini bisa dijelaskan secara medis. Gancet juga bisa terjadi pada siapa saja, bahkan pada pasangan yang telah menjadi suami istri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu fenomena yang terjadi karena vaginismus, jadi otot-otot di dinding vagina tiba-tiba menegang dan itu mengakibatkan jepitan yang terlalu keras," kata dr Sunnu kepada detikcom, di Tangerang Selatan, Kamis (19/12/2024).

ADVERTISEMENT
@detikhealth_official

♬ Cooking BGM (Japanese style) - ArcTracks

dr Sunnu menambahkan, saat kondisi ini terjadi maka penis tidak akan bisa ditarik keluar. Mereka yang yang mengalami gancet, menurut dr Sunnu harus segera dilarikan ke unit gawat darurat (UGD) agar tidak semakin memburuk.

"Itu tidak bisa ditarik lagi batang penisnya dan itu termasuk kondisi gawat darurat. Kalau nggak segera dibawa ke UGD, penisnya bisa nekrosis atau mengalami kematian sel," tegasnya.

dr Sunnu melanjutkan gancet ini memang bisa terjadi pada mereka yang melakukan hubungan seksual tidak dalam keadaan yang menikmati.

"Itu biasanya karena stres atau ketegangan yang terlalu tinggi dari sisi perempuannya," kata dr Sunnu.

"Makannya hubungan seksual itu harus dilakukan dengan rileks. Jangan terpaksa atau terburu-buru," tutupnya.




(up/up)

Berita Terkait