Kasus Anak Bunuh Diri di Jepang Cetak Rekor Tertinggi pada 2024, Inikah Pemicunya?

Sarah Oktaviani Alam - detikHealth
Kamis, 30 Jan 2025 10:15 WIB
Foto ilustrasi: Getty Images/D-Keine
Jakarta -

CATATAN: Informasi ini tidak untuk menginspirasi siapapun bunuh diri. Jika Anda memiliki pikiran untuk bunuh diri, segera mencari bantuan dengan menghubungi psikolog atau psikiater terdekat. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami tanda peringatan bunuh diri, segera hubungi Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes Healing119.id.

Data terbaru pemerintah Jepang menunjukkan sebanyak 527 anak sekolah bunuh diri sepanjang 2024. Angka tersebut dihimpun Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Jepang.

Dikutip dari Kyodo News, angka itu juga menandai peningkatan 14 kasus anak sekolah yang bunuh diri dari 2023. Jumlah tersebut melampaui rekor sebelumnya yaitu 514 pada 2022.

Berdasarkan data kementerian kesehatan yang didasarkan pada statistik Badan Kepolisian Nasional Jepang, berikut rinciannya:

  • Siswa sekolah menengah atas: 349 kasus
  • Siswa sekolah menengah pertama: 163 kasus
  • Siswa sekolah dasar: 15 kasus

Dari jenis kelamin, 239 kasus terdiri dari laki-laki dan 288 adalah perempuan. Seorang pejabat Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang menyebut situasi ini sangat serius. Dibutuhkan analisis lebih lanjut untuk memahami faktor-faktor yang berkontribusi dengan lebih baik.

Faktor Pemicunya

Terkait alasan di balik banyaknya kasus bunuh diri di kalangan siswa masih belum diketahui. Analisis sebelumnya menunjukkan bahwa remaja menghadapi beberapa tekanan, termasuk studi, perundungan, hubungan, pilihan karier, dan masalah kesehatan.

Masalah kesehatan menjadi alasan paling umum di balik bunuh diri dengan 11.986 kasus. Diikuti oleh masalah ekonomi dan kehidupan 5.075 kasus, serta masalah keluarga sebanyak 4.334 kasus.

Selain itu, kondisi ini juga berkaitan dengan masalah di sekolah sebanyak 578 kasus. Dan ada 42 kasus bunuh diri yang dikaitkan dengan masalah yang melibatkan media sosial atau interaksi daring.



Simak Video "Video Gen Alpha Disebut Lebih Rentan Depresi, Kenapa?"

(sao/naf)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork