Komunitas Konsumen Indonesia (KKI) menemukan galon guna ulang mengandung bisfenol A (BPA) atau yang berbahan polikarbonat memiliki usia pakai dua hingga empat tahun. Padahal, idealnya sebuah galon guna ulang hanya bisa digunakan maksimal satu tahun saja.
"Masak konsumen harus menggunakan galon bekas yang sudah (usia pakai) dua tahun, sudah tiga tahun, bahkan saya temukan ada galon berusia empat tahun. Pengalamannya udah jauh itu, udah ke mana-mana selama empat tahun itu," kata Ketua KKI David Tobing pada acara detikcom Leaders Forum, di Jakarta Selatan, Selasa (4/2/2024).
Menurut David, masih banyak konsumen yang belum tahu bagaimana cara untuk mengetahui usia galon guna ulang yang mereka pakai. Hal ini karena produsen menaruh informasi terkait usia di bagian bawah galon, sehingga terbilang kurang praktis bagi konsumen.
"Tapi kan repot (liat umur pakai galon) kalau kita membeli, harus angkat galon dulu, putar gitu, repot. Dan ya memang inilah konsumen kita udah pasrah, disuruh repot," kata David.
Dalam jangka panjang, paparan BPA ke tubuh bisa menyebabkan gangguan sistem reproduksi, penyakit kardiovaskular, kanker, gangguan ginjal, bahkan masalah tumbuh kembang pada anak.
Para ahli mengasumsikan bahwa setiap galon guna ulang yang beredar di pasaran setidaknya dilakukan pengisian dan pencucian sekali dalam seminggu. Di sisi lain, "batas aman" penggunaan galon guna ulang ini menurut produsen hanya 40 kalo repetisi (pencucian dan pengisian ulang), sehingga kurang dari satu tahun merupakan waktu yang direkomendasikan untuk penggunaan galon tersebut.
Senada, Ketua Umum Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI), Nia Umar, menyayangkan masih maraknya penggunaan galon berbahan plastik polikarbonat di Indonesia.
"Saya selalu ingatkan, BPA itu kayak polusi, tapi nggak terlihat. Dikonsumsi aja, menimbun-menimbun dan bisa menimbulkan risiko kesehatan jangka panjang," kata Nia.
Simak Video "Inestigasi KKI: 57% Galon Beredar Beresiko pada Kesehatan, Usia >2 Tahun"
(dpy/up)