Dokter menyebut kondisi Paus Fransiskus masih perlu diawasi secara intensif, lantaran kondisi kesehatannya belum benar-benar stabil. Tim medis di rumah sakit Gemelli Roma mengatakan Bapa Suci yang berusia 88 tahun itu harus tetap berada di rumah sakit.
"Rawat inap akan berlangsung sampai Paus bisa kembali dengan sehat ke Santa Marta [kediamannya di Vatikan]," kata Alfieri, salah satu tim medis, kepada wartawan pada hari Jumat.
"Ia akan tinggal di sini setidaknya sepanjang satu pekan ke depan. Ia sudah lebih baik, tetapi bisa saja situasinya berubah."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bapa Suci, menurut Alfieri, memintanya untuk mengatakan ia adalah seorang pria tua dengan penyakit kronis, tetapi memiliki pemikiran selayaknya pria berusia 50 tahun. Artinya, ia tetap ingin bekerja melanjutkan pekerjaannya merawat Gereja universal.
"Pada usia 88 tahun, ia memimpin Gereja dan tidak mengampuni dirinya sendiri; ia menjadi lelah," kata Alfieri.
"Mikroorganisme telah berhasil diisolasi, ada virus, miosit, dan bakteri [dan] ada penyakit kronis yang dapat diatasi."
Kepala tim medis Gemelli mengonfirmasi Paus masih bisa membaca, sedikit bekerja, dan menandatangani dokumen saat berada di rumah sakit.
"Ia mengeluarkan nanah akibat infeksi saluran pernapasan. Awalnya tidak ada pneumonia [tetapi] pada hari-hari berikutnya kami melihat dengan pemindaian CT pneumonia bilateral yang masih ada."
Meskipun Paus tidak bergantung pada mesin, ia terkadang menggunakan dukungan oksigen untuk membantu pernapasannya.
"Ia tahu bahwa ia dalam bahaya, risikonya bisa berupa sepsis, yaitu kuman yang masuk ke dalam darah. Namun, saat ini tidak ada situasi seperti itu."
Di Gemelli, laporan medis Paus ditulis oleh Alfieri, Carbone, dan tim yang terdiri dari ahli penyakit menular, ahli gastroenterologi, ahli jantung, dan ahli paru-paru.
Carbone, dokter Paus di Vatikan, mengatakan kepada wartawan pada hari Jumat kondisi Paus Fransiskus rapuh dan belum sepenuhnya aman.
"Paus memiliki penyakit kronis, seperti bronkitis asma, yang dapat kambuh," katanya. "Paus menanggapi terapi yang telah ditingkatkan dan tidak diubah."
"Paus bukanlah seorang yang mudah menyerah," kata Carbone kepada wartawan menjelang akhir konferensi pers.
Sejak 14 Februari, Paus Fransiskus telah menjalani serangkaian tes diagnostik harian dan terapi antibiotik kortison kompleks untuk mengobati infeksi pernapasan dan pneumonia di samping penyakit kronis lainnya.
(naf/kna)











































