Gaduh Ketua IDAI dr Piprim Mendadak Dimutasi, Ini Respons Kemenkes

Nafilah Sri Sagita K - detikHealth
Selasa, 29 Apr 2025 10:00 WIB
Ketua IDAI dr Piprim. (Foto: DetikHealth/Nafilah Sri Sagita K)
Jakarta - Belakangan ramai soal mutasi dr Piprim B Yanuarso, yang juga dikenal Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Kebijakan tersebut tercantum dalam edaran yang diteken Direktur Jenderal Kesehatan Kemenkes RI Lanjutan Azhar Jaya.

Sejumlah pihak menilai mutasi dr Piprim tak beralasan dan tidak sesuai ketentuan. dr Piprim semula berpraktik sebagai dokter sekaligus pengajar di RSCM, khususnya subspesialiasi kardiologi dalam bidang intervensi jantung anak.

Dugaan yang kemudian muncul di balik keputusan mutasi tersebut dikaitkan dengan wewenang kolegium yang akan dialihkan ke Kemenkes RI.

"Saya meyakini keputusan tersebut tidak lepas dari sikap organisasi IDAi yang menolak pengambilalihan kolegium oleh Kemenkes, IDAI merupakan organisasi profesi paling solid kolegiumnya, kolegium ilmu kesehatan anak indonesia KIKAI, tetap milik organisasi profesi," demikian anggapan viral yang beredar dan dinarasikan 'Kebijakan Paradoks Kemenkes RI', seperti dilihat detikcom Selasa (29/4/2025).

Apa Kata Kemenkes?

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI Aji Muhawarman menyebut mutasi tersebut dilakukan sebagai rotasi di rumah sakit vertikal. Tidak hanya melibatkan dr Piprim, tetapi ada 12 dokter lain yang turut dirotasi.

Aji mengklaim rotasi semacam ini wajar dilakukan demi mengembangkan layanan rumah sakit Kemenkes RI.

"Perpindahan dr Piprim untuk memenuhi kebutuhan mendesak di Rumah Sakit Fatmawati (RSF), yang saat ini hanya memiliki satu sub-spesialis kardiologi anak dan akan segera memasuki masa pensiun," tegas Aji saat dihubungi detikcom, Selasa (29/4).

"Kehadiran yang bersangkutan diperlukan untuk memperkuat dan mengembangkan layanan kardiologi anak di RSF. Perlu diketahui bahwa RSF juga merupakan rumah sakit pendidikan utama bagi Fakultas Kedokteran UIN serta menjadi bagian dari jejaring rumah sakit pendidikan Fakultas Kebdokteran Universitas Indonesia (FK-UI)."

Soal kekhawatiran RSCM akan kekurangan pendidik dokter sub-spesialis jantung anak, dinilai Aji tidak tepat. Aji menyebut RSCM memiliki 4 dokter sub-spesialis jantung anak aktif lainnya, sehingga pelayanan kepada peserta didik dan pasien disebut bakal terjamin dan tidak terganggu.

"Pasien yang sebelumnya mendapatkan layanan dari dr. Piprim di RSCM tetap dapat dilayani di RSF. Jarak tempuh antara RSCM dan RSF tidaklah jauh sehingga pelayanan kesehatan pediatrik/anak masih bisa dilakukan," dalihnya.



Simak Video "Video: dr Piprim IDAI Minta Mutasinya dari RSCM ke RS Fatmawati Ditinjau Ulang"


(naf/up)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork