Menkes Soroti Biang Kerok Dokter Spesialis di Indonesia Minim

Menkes Soroti Biang Kerok Dokter Spesialis di Indonesia Minim

Khadijah Nur Azizah - detikHealth
Selasa, 29 Apr 2025 13:39 WIB
Menkes Soroti Biang Kerok Dokter Spesialis di Indonesia Minim
Menkes Budi Gunadi Sadikin. (Foto: Agung Pambudhy)
Jakarta -

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan penyebab Indonesia masih kekurangan dokter spesialis karena program PPDS atau pendidikan dokter spesialis di RI berbeda dengan negara lain.

"Kenapa pengisiannya lambat, karena memang metode menciptakan dokter spesialis ini kita unik sendiri. Kalau di luar negeri di semua negara, pendidikan spesialis itu adalah pendidikan profesi," kata Budi saat rapat dengan Komisi IX DPR RI, Selasa (29/4/2025).

Budi menambahkan pendidikan akademik yang diterapkan di dalam Indonesia sangat jauh berbeda dengan pendidikan profesi dokter di luar negeri. Belum lagi di Indonesia, dokter yang ingin melanjutkan jenjang ke spesialis harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Harus bayar uang pangkal yang ratusan juta, harus bayar iuran uang kuliah yang puluhan juta per semester, kemudian tidak boleh bekerja selama dia menjadi murid. Begitu lulus, dapat ijazah, dia melamar lagi untuk bekerja," beber Budi.

Oleh karena itu, Menkes mengatakan pemerintah melakukan akselerasi pemenuhan kebutuhan dokter spesialis dengan membuat program PPDS berbasis rumah sakit yang mengedepankan prinsip keberpihakan pada daerah untuk mengisi kekosongan dokter di wilayah terpencil.

ADVERTISEMENT




(kna/naf)
Sengkarut PPDS Berlanjut
8 Konten
Belum habis persoalan bullying, dunia kedokteran kembali digemparkan kasus kekerasan seksual oleh dokter peserta PPDS. Desakan untuk membenahi pendidikan kedokteran makin menguat.

Berita Terkait