Tepis Tudingan Tutup Komunikasi, Menkes Klaim Libatkan FKUI di Banyak Kebijakan

Tepis Tudingan Tutup Komunikasi, Menkes Klaim Libatkan FKUI di Banyak Kebijakan

Averus Kautsar - detikHealth
Sabtu, 17 Mei 2025 15:02 WIB
Tepis Tudingan Tutup Komunikasi, Menkes Klaim Libatkan FKUI di Banyak Kebijakan
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (Foto: Agung Pambudhy)
Jakarta -

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menepis anggapan bahwa Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menutup komunikasi dengan guru besar fakultas kedokteran yang ada di Indonesia. Ia mengaku bahwa pihaknya siap menerima masukan dari seluruh pihak, termasuk Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).

Menkes menambahkan, kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh Kemenkes juga banyak melibatkan guru besar dari FKUI.

"Kebijakan-kebijakan yang kita bikin sekarang ini melibatkan banyak khususnya guru besar-guru besar dari FKUI, karena mereka adalah orang-orang yang baik-baik. Apakah semuanya (terlibat)? Mungkin belum, tapi banyak Guru Besar FKUI yang memberikan masukan ke kita dan menjalankan program-program kita," ujar Menkes dalam diskusi di Jakarta Pusat, Sabtu (17/5/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berbagai program seperti skrining anak baru lahir untuk mengatasi stunting disebutnya merupakan hasil kerja sama dengan para akademisi. Berkat salah satu kerjasama tersebut, ia menyebut bahwa angka stunting berhasil ditekan.

Menkes juga menyebut semua kolegium yang terbentuk saat ini juga banyak yang berasal dari FKUI.

ADVERTISEMENT

"Semua kolegium yang terbentuk sekarang itu banyak sekali isinya teman-teman dari FKUI. Jadi banyak sekali representasi dari FKUI yang ada. Kita memahami bahwa ada kelompok yang merasa mungkin belum tersalurkan aspirasinya, Kemenkes selalu membuka diri ya," jelas Menkes.

"Pergeseran ini pasti menimbulkan kekurangpahaman, ketidaknyamanan, tapi mudah-mudahan, saya jamin komunikasi akan tetap kita buka. Dan selama ini saya berterima kasih banyak juga yang memberi masukan," tandasnya.

Sebelumnya, sebanyak 70 Guru Besar FKUI melakukan pembacaan tuntutan terkait kondisi pendidikan kedokteran dan pelayanan kesehatan Indonesia. Aksi 'Salemba Berseru' itu diklaim mendapat dukungan dari 158 profesor FKUI.

Salah satu yang disoroti dalam aksi tersebut adalah kurangnya komunikasi yang jelas dari pemerintah terkait mutasi dokter secara tiba-tiba dalam beberapa waktu terakhir. Dekan FKUI Prof Ari Fahrial Syam mengaku sangat menyayangkan kejadian tersebut.

"Misalnya terjadinya mutasi, yang sebagian besar tidak hanya terjadi di FKUI, tapi tempat lain kan itu adalah staf pengajar yang terlibat di tridharma perguruan tinggi. Ketika mereka dipindahkan secara tiba-tiba, maka yang dikorbankan adalah peserta didik," ungkap Prof Ari.




(avk/up)

Berita Terkait