Buka-bukaan Dokter Gizi soal Lemak Jahat di Balik Ayam Goreng Minyak Babi

Round Up

Buka-bukaan Dokter Gizi soal Lemak Jahat di Balik Ayam Goreng Minyak Babi

Elmy Tasya Khairally - detikHealth
Sabtu, 31 Mei 2025 05:56 WIB
Buka-bukaan Dokter Gizi soal Lemak Jahat di Balik Ayam Goreng Minyak Babi
Bukan cuma soal non halal, minyak babi juga jadi sorotan karena kandungan lemak jahatnya (Foto: Getty Images/Dmytro Chernykov)
Jakarta -

Minyak babi atau lard tengah jadi perbincangan gara-gara ketahuan dipakai di Ayam Goreng Widuran, Solo. Bukan hanya karena non halal, polemik minyak babi juga mengingatkan soal bahaya lemak jahat yang terkandung di dalamnya.

Secara umum, Spesialis Gizi dari Alia Hospital, dr Dessy Suci Rachmawati, SpGK mengatakan kandungan lemak dalam minyak goreng punya risiko meningkatkan kolesterol. Tak terkecuali, minyak babi.

"Dari segi kalori pun, minyak ini, kalau lemak dibandingkan dengan protein dan karbohidrat dia memang kalorinya paling tinggi," jelasnya kepada detikcom, Jumat (30/5/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Artinya kalau penumpukan kalori-kalori yang cukup tinggi ini, berarti dia akan menyumbang kalori yang cukup besar, yang nanti akhirnya ke surplus kalori yang menyebabkan obesitas," jelasnya.

ADVERTISEMENT
Suasana terkini rumah makan Ayam Goreng Widuran yang ditutup gegara polemik menu nonhalal, Rabu (28/5/2025).Ayam Goreng Widuran Solo jadi polemik karena menggunakan lard atau minyak babi yang notabene non halal. Foto: Tara Wahyu NV/detikJateng

Kadar kolesterol yang tinggi di dalam tubuh, menurut dr Dessy, berhubungan dengan timbunan plak di pembuluh darah. Salah satu dampaknya adalah atherosclerosis, yakni penebalan dan penyempitan dinding pembuluh darah yang disertai pengerasan, yang sewaktu-waktu bisa memicu stroke maupun serangan jantung.

Kandungan lain yang perlu diwaspadai adalah saturated fatty acid atau asam lemak jenuh yang di dalam minyak babi komposisinya kira-kira mencapai 40 persen. Di kalangan medis, asupan lemak jenuh dalam jangka panjang banyak dikaitkan dengan berbagai risiko kesehatan.

"Apalagi dia dipanaskan di suhu tinggi ya. Artinya si ikatan-ikatan yang ada di lemaknya itu, dia juga akan rusak, yang nantinya juga bisa beralih lagi jadi trans fat yang lebih sering kita dengar ya. Lemak trans itu yang kurang bagus buat kesehatan," terangnya.

NEXT: Pepes dan alternatif minyak yang lebih sehat

Bicara soal alternatif minyak, dr Dessy menyebut beberapa minyak nabati punya kandungan lemak yang lebih sehat. Di antaranya olive oil atau minyak zaitun, serta minyak canola.

Meski demikian, proses pemasakan tetap perlu diperhatikan. Minyak zaitun misalnya, tetap akan kehilangan manfaatnya jika digunakan untuk deep fry. Lebih sehat jika minyak ini digunakan untuk dressing salad yang memang tidak dipanaskan.

Lalu bagaimana dengan ayam goreng?

"Ya nggak usah digoreng, jadi kaya pepes tuh. Pepes kan nggak digoreng," saran dr Dessy.

Dengan menghindari goreng menggoreng, dr Dessy menyebut bukan cuma risiko lemak jahat yang bisa dihindari. Risiko kerusakan protein akibat pemanasan terlalu tinggi juga lebih minimal dengan alternatif pengolahan selain goreng.

"Kalau goreng itu suhunya itu sekitar 180-300 (derajat celcius), artinya protein yang waktu digorengnya itu pun akan banyak rusak karena suhu yang terlalu tinggi," jelas dr Dessy.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: BPOM Uji Ompreng MBG yang Diduga Mengandung Minyak Babi"
[Gambas:Video 20detik]
(up/up)
Aspek Gizi Minyak Babi
8 Konten
Minyak babi atau lard tengah jadi sorotan. Bukan cuma soal status non halal, tapi juga risiko kesehatan di balik makanan yang diolah dengan bahan ini.

Berita Terkait