Soal Dampak Minyak Babi untuk Kesehatan, Ini Kata Kemenkes

Sarah Oktaviani Alam - detikHealth
Sabtu, 31 Mei 2025 20:46 WIB
Kata Kemenkes RI soal bahaya minyak babi (Foto: Getty Images/iStockphoto/mphillips007)
Jakarta - Kandungan lemak jahat dalam minyak babi menjadi kekhawatiran tersendiri, terlepas dari status non halal bagi umat muslim. Bagi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, minyak apapun yang tidak sehat tetap perlu dibatasi.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kemenkes RI, dr Siti Nadia Tarmizi, menegaskan fokus utama dari minyak bukan dari sumbernya melainkan pola konsumsinya. Bukan cuma minyak babi, minyak yang lain juga bisa mengandung lemak jahat.

"Yang pasti kita harus jaga bagaimana lemak trans ya, itu adalah asam lemak tidak jenuh, itu yang penting," terang dr Nadia saat dihubungi detikcom, Sabtu (31/5/2025).

"Kalau asalnya apakah dari babi atau dari sawit, atau dari yang lainnya, itu kita tidak melihat dari sumber asalnya. Tapi yang penting konsumsi lemak trans, ya asam lemak tidak jenuh, itu yang kita batasi," sambungnya.

Seperti yang diketahui, asam lemak tidak jenuh memang menjadi faktor risiko penyakit jantung. Konsumsi yang berlebihan dapat meningkatkan berat badan, maupun gangguan pada sistem kardiovaskular.

"Jadi sebenarnya sama saja (sumbernya), yang penting hasil akhirnya. Jadi, kita tahu bahwa dia itu asam lemak transnya itu berisiko menimbulkan penyakit, seperti jantung koroner," kata dr Nadia.

"Jadi, yang penting adalah batas konsumsi dari asam lemak tidak jenuh, itu yang harus diikuti," pungkasnya.



Simak Video "Video: BPOM Uji Ompreng MBG yang Diduga Mengandung Minyak Babi"


(sao/up)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork