WHO Deteksi COVID-19 Varian NB.1.8.1 yang Picu Lonjakan Kasus, Apa Gejalanya?

WHO Deteksi COVID-19 Varian NB.1.8.1 yang Picu Lonjakan Kasus, Apa Gejalanya?

Khadijah Nur Azizah - detikHealth
Rabu, 04 Jun 2025 07:32 WIB
WHO Deteksi COVID-19 Varian NB.1.8.1 yang Picu Lonjakan Kasus, Apa Gejalanya?
Ilustrasi COVID-19. (Foto: Getty Images/iStockphoto/Fajri Hidayat)
Jakarta -

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini melaporkan adanya perubahan pola varian COVID-19 yang mendominasi kasus infeksi. Pertama kali terdeteksi pada akhir Januari, NB.1.8.1 merupakan turunan dari Omicron JN.1, memicu peningkatan kasus yang tajam dalam beberapa minggu terakhir.

Menurut data terbaru dari WHO, NB.1.8.1. menyumbang 10,7 persen kasus COVID global yang diurutkan antara 21 April dan 27 April, naik dari 2,5% persen hanya sebulan sebelumnya.

Data dari GISAID, basis data global tentang urutan genetik virus penyebab penyakit utama, menunjukkan kasus pertama NB.1.8.1 yang diketahui menjelang akhir April, muncul pada pelancong dari China, Prancis, Jepang, Belanda, Spanyol, Korea Selatan, Taiwan, dan Thailand.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

NB.1.8.1 sekarang menjadi jenis COVID-19 yang dominan di China, yang menyebabkan lonjakan kunjungan ke ruang gawat darurat dan rawat inap.

Apa Gejala COVID-19 Varian NB.1.8.1?

Para ahli sepakat: gejala NB.1.8.1 mirip dengan infeksi COVID lainnya.

ADVERTISEMENT

"COVID adalah COVID adalah COVID," kata William Schaffner, MD, profesor penyakit menular dan kebijakan kesehatan di Vanderbilt University Medical Center, kepada Health.

"Tidak pernah ada yang benar-benar khas dari semua varian ini, kecuali varian COVID sebelumnya lebih mungkin membuat Anda dirawat di rumah sakit," sambungnya.

Kebanyakan orang dengan NB.1.8.1 dapat mengalami gejala-gejala berikut:

  • Demam atau menggigil
  • Batuk
  • Sakit tenggorokan
  • Hidung tersumbat
  • Kelelahan
  • Kesulitan bernapas
  • Diare

Kabar baiknya: NB.1.8.1 tampaknya tidak menyebabkan penyakit yang lebih parah daripada varian sebelumnya.

Para ahli mengatakan kekebalan yang ada dari vaksin atau infeksi sebelumnya seharusnya memberikan perlindungan terhadap NB.1.8.1. Meski varian ini tidak menimbulkan kekhawatiran di kalangan ahli, tindakan pencegahan masih penting, terutama bagi orang dewasa yang lebih tua, individu dengan gangguan kekebalan tubuh, atau orang dengan kondisi kesehatan yang mendasarinya.




(kna/up)
Masih Ada COVID-19 di 2025
43 Konten
COVID-19 belakangan ini meningkat di beberapa negara Asia. Menjelang double long weekend, adakah yang harus diwaspadai oleh warga +62?

Berita Terkait