Pengawasan peredaran produk pangan dan obat di Indonesia masih menjadi tantangan yang besar, bukan hanya bagi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI melainkan juga bagi industri. CEO Anugrah Inovasi Makmur Indonesia, Dennis Hadi, menuturkan bahwa salah satu persoalan yang ia hadapi di marketplace adalah banyaknya produk palsu.
Bos perusahaan suplemen ini menuturkan ada banyak produk palsu yang dijual di luar akun resmi penjualan mereka. Konsumen kerap tergiur karena harga yang ditawarkan biasanya lebih murah.
Ketika konsumen membeli produk di luar toko resmi lalu merasa dirugikan, perusahaan jadi kesulitan mempertanggungjawabkannya. Terlebih jika produk yang dibeli ternyata palsu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau misalnya dia beli di online shop, dapat yang palsu, dan itu banyak. Dia beli produk saya, beli Flimty tapi dapat yang palsu, karena belinya bukan di official shop," kata Dennis dalam acara detikcom Leaders Forum 'Ancaman Obat & Pangan Ilegal di Era Digital, Sayangi Ginjal!', Rabu (17/6/2025).
"Yang kena saya, 'kok lo jualan palsu', padahal bukan saya. Saya lapor ke marketplace, saya minta banned, akhirnya di-banned, cuma nanti toko baru muncul. Jadi mati satu, tumbuh baru. Seperti itu sih yang terjadi di lapangan," sambungnya.
Dennis Hadi, CEO PT Anugrah Inovasi Makmur Indonesia yang memproduksi Flimty. Foto: Ari Saputra |
Oleh karena itu, Dennis mengimbau untuk hanya membeli produk obat atau pangan langsung di toko resmi. Ini untuk menjaga keaslian dan kualitas produk. Ketika ditemukan cacat pada produk, konsumen juga bisa mendapatkan kompensasi.
Senada, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI Taruna Ikrar juga mengimbau untuk membeli produk pangan dan obat di toko resmi, serta tidak mudah tergiur dengan harga yang lebih murah. Jangan sampai produk palsu yang dikonsumsi justru memberikan dampak kesehatan yang buruk untuk tubuh.
Selain itu, sebagai langkah pencegahan, BPOM juga memiliki tim cyber untuk pengawasan dunia digital. Jika ditemukan ada produk ilegal dijual, maka link produk akan langsung di-takedown.
"Kita melihat, memang perlu cerdas, memperhatikan dunia digital ini yang membuat kita mudah, tapi jangan sampai tertipu. Oleh karena itu, BPOM tidak mau tinggal diam, BPOM turun tangan menjalankan tugasnya sebagai pengawas, untuk bagaimana melindungi masyarakat luas," kata Taruna.
(avk/up)












































