Kesaksian Dokter Spesialis Israel soal Kerusakan Parah RS Pasca Rudal Iran

Kesaksian Dokter Spesialis Israel soal Kerusakan Parah RS Pasca Rudal Iran

Sarah Oktaviani Alam - detikHealth
Jumat, 20 Jun 2025 13:30 WIB
Kesaksian Dokter Spesialis Israel soal Kerusakan Parah RS Pasca Rudal Iran
Foto: REUTERS/Amir Cohen
Jakarta -

Rumah Sakit Soroka Israel mengalami kerusakan parah setelah mendapat serangan rudal balistik Iran pada Kamis (19/6/2025). Serangan itu menyebabkan kerusakan pada aula masuk rumah sakit dan beberapa departemen, termasuk unit oftalmologi di lantai tiga gedung bedah.

Ledakan tersebut memecahkan jendela hingga membuat kaca bertebaran ke seluruh rumah sakit. Langit-langit rumah sakit runtuh, banyak peralatan medis yang hancur, hingga membuat koridor menjadi berantakan.

"Sangat menyedihkan, saya tidak pernah mengira hal seperti ini bisa terjadi. Tidak pernah. Hanya ada tenaga medis profesional di sini, dan pasien," terang dokter mata di Soroka Medical Center, Dr Wasim Hin.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dan lihat apa yang terjadi pada kami. Di sini kami memiliki peralatan baru, tapi semuanya hancur," lanjutnya yang dikutip dari NDTV.

Yael Tiv, yang merupakan seorang perwira komando Home Front mengatakan kerusakan tersebut disebabkan oleh serangan langsung rudal dari Iran.

ADVERTISEMENT

Ia menyebut kondisi yang terjadi saat itu sangat-sangat mengerikan. Sementara itu, direktur rumah sakit dan pekerja lainnya mengatakan bisa selamat karena bangunan yang terkena serangan telah dievakuasi dalam beberapa hari terakhir.

"Ini keajaiban. Bangunan baru saja dievakuasi," kata pekerja pemeliharaan bangunan, Kevin Azoulay.

Namun, serangan tersebut menyebabkan 40 orang mengalami luka-luka. Direktur rumah sakit Shlomi Codish mengungkapkan beberapa bangsal hancur karena serangan itu.

"Beberapa bangsal hancur total dan ada kerusakan parah di seluruh rumah sakit dengan kerusakan pada bangunan, struktur, jendela, langit-langit di seluruh pusat medis," tuturnya.

Di Rumah Sakit Soroka, Boris Knaizer yang mengepalai departemen oftalmologi merasa kebingungan. Ia mengatakan departemen itu merawat sekitar 50 ribu pasien per tahun, tetapi kini bangunannya telah hancur.

"Dan sekarang, bagaimana kami akan menerima mereka (pasien)? Kami tidak tahu, tidak punya tempat, kami tidak punya kamar, semuanya telah hancur," pungkasnya.




(sao/naf)

Berita Terkait