Ramai Dikaitkan Kondisi Jokowi, Apa Beda Steven Johnson Syndrome dan Alergi Kulit?

Ramai Dikaitkan Kondisi Jokowi, Apa Beda Steven Johnson Syndrome dan Alergi Kulit?

Nafilah Sri Sagita K - detikHealth
Selasa, 24 Jun 2025 11:31 WIB
Ramai Dikaitkan Kondisi Jokowi, Apa Beda Steven Johnson Syndrome dan Alergi Kulit?
Presiden ke-7 Indonesia Jokowi. (Foto: Agil Trisetiawan Putra/detikJateng)
Jakarta -

Warganet ramai menyoroti kondisi kulit Presiden Republik Indonesia ke-7, Joko Widodo. Banyak spekulasi mencuat salah satunya dikaitkan dengan penyakit langka dan serius yakni Stevens-Johnson Syndrome (SJS).

Ajudan Presiden, Komisaris Polisi Syarif Fitriansyah, belakangan membantah kabar tersebut dan memastikan secara fisik Jokowi dinyatakan sehat. Adapun perbedaan yang tampak pada kulit wajah dikaitkan dengan alergi kulit yang tidak serius.

"Wah hoaks itu, nggak benar," tegasnya kepada wartawan baru-baru ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terlepas dari kabar yang beredar di media sosial, memang apa sih bedanya SJS dengan alergi kulit ringan? Spesialis penyakit dalam yang juga pakar alergi dan imunologi Prof Iris Rengganis, SpPD-KAI ikut buka suara.

Menurut Prof Iris, Stevens Johnson Syndrome adalah reaksi hipersensitivitas berat yang salah satunya bisa dipicu karena penggunaan obat, jelas berbeda dengan alergi kulit biasa.

ADVERTISEMENT

Secara kasat mata, juga terdapat perbedaan jelas gejala akibat SJS dengan alergi kulit.

Beberapa gejala khas yang cukup mudah dikenali, di antaranya:

  • Ruam merah yang menyebar di seluruh tubuh
  • Lepuhan dan pengelupasan kulit seperti luka bakar
  • Luka di rongga mulut, mata, dan area kelamin

Keluhan tersebut diikuti demam tinggi hingga 38 derajat celsius akibat reaksi inflamasi atau peradangan. Pasien SJS juga kerap musah lelah, lemas, mengalami nyeri mulut hingga sakit di bagian kepala.

Semakin lama ditangani, semakin mungkin gejala terus menyebar ke daerah lain yang juga memicu area mata terasa tak nyaman bahkan hisa membuat gangguan penglihatan.

"Karena kulit yang melepuh dan mengelupas, pasien SJS sangat rentan terkena infeksi. Di luar negeri, pasien SJS bahkan sering dirawat di unit luka bakar, bukan karena terbakar, tapi karena perlindungan terhadap infeksi menjadi sangat penting jika lapisan kulit terbuka," sorot Prof Iris menegaskan penanganan pasien SJS perlu secara multidisiplin atau oleh beberapa dokter dan ahli.

Next: Kelompok orang berisiko Steven Johnson Syndrome

SJS tidak memandang usia maupun jenis kelamin. Anak-anak, dewasa, pria, maupun wanita semua berpotensi mengalami SJS, tergantung pada tingkat sensitivitas tubuh masing-masing.

Tidak seperti alergi biasa yang gatal dan bentol, SJS tidak disertai rasa gatal, melainkan lepuhan kulit parah, seperti kulit terbakar.

Beberapa obat yang sering memicu SJS, menurut Prof Iris, khususnya pada orang yang sensitif, antara lain:

  • Obat asam urat: allopurinol
  • Obat pereda nyeri: piroxicam, meloxicam
  • Antibiotik: penisilin, sulfa
  • Obat antivirus: nevirapine
  • Obat antikejang: fenitoin, dan lainnya

Biasanya, pasien SJS sudah memiliki riwayat konsumsi obat tertentu, sehingga penting dilakukan penelusuran obat yang dikonsumsi sebelum gejala muncul.

Karena kompleksitasnya, penanganan SJS memerlukan kerja sama tim dokter dari berbagai spesialisasi. Pasien biasanya memerlukan rawar inap intensif, pemberian cairan yang cukup, obat-obatan suntik untuk mengatasi peradangan, perawatan luka di kulit, mulut, dan mata. Lalu, kontrol kebersihan mulut secara khusus.

Kebersihan mulut sangat penting karena luka di area ini bisa menyebabkan nyeri hebat dan mengganggu makan, minum, hingga berbicara.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Mengenal Jenis Alergi Kulit, Biduran Hingga Stevens Johnson Syndrome"
[Gambas:Video 20detik]
(naf/kna)

Berita Terkait