Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengatakan program makan bergizi gratis (MBG) tetap berjalan meski sekolah libur. Terkait mekanisme pembagiannya, akan disesuaikan dengan sekolah masing-masing.
"Kadang-kadang anak sekolah itu datang dari jauh ke sekolah, kadang-kadang juga mereka liburan, jadi pembagian (MBG) ke sekolah hanya untuk sekolah-sekolah yang muridnya bersedia datang ke sekolah," kata Dadan dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI, Selasa (1/7/2025).
"Sementara (MBG) untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita, kami kirimkan ke Posyandu atau ke rumah masing-masing. Oleh sebab itu, kami berkolaborasi dengan kader-kader Kemendukbangga/BKKBN untuk mendistribusikan ke posyandu dan rumah masing-masing," sambungnya.
Dadan menambahkan, kader-kader Kementerian Kependudukan dan Pengembangan Keluarga (Kemendukbangga) yang ikut membantu menyukseskan program MBG akan ditambahkan terkait honor.
"Alhamdulillah kami sudah masukkan dalam pedoman kami bahwa kader-kader Kemendukbangga/BKKBN yang selama ini hanya diberi honor Rp 200-300 ribu akan kami tambahkan Rp 1 juta pak Menteri, jadi nggak usah khawatir, supaya mereka (kader) semakin semangat," katanya.
Saat ini, sudah ada sekitar 1.863 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) operasional dengan 5.592.745 penerima manfaat.
"Total ini alhamdulillah kita sudah bisa memberi makan hampir seluruh penduduk Singapura, kalau Indonesia baru dua persen," kata Dadan.
"Ibu hamil sudah kami intervensi 18.000, ibu menyusui 30.000, anak balita kami intervensi 85.920," sambungnya.
BGN memiliki target di tahun 2025 ini untuk meningkatkan jumlah SPPG menjadi 30.000 pada bulan November dengan 82,9 juta penerima manfaat.
(dpy/up)