Pangeran Arab Alwaleed 'Tidur' 20 Tahun, Ini Alasan Cedera Otak Bisa Picu Koma

Pangeran Arab Alwaleed 'Tidur' 20 Tahun, Ini Alasan Cedera Otak Bisa Picu Koma

Suci Risanti Rahmadania - detikHealth
Senin, 21 Jul 2025 11:16 WIB
Pangeran Arab Alwaleed Tidur 20 Tahun, Ini Alasan Cedera Otak Bisa Picu Koma
Pangeran Arab Saudi Alwaleed bin Khaled bin Talal Al Saud (Foto: Tangkapan layar X @allah_cure_dede).
Jakarta -

Pangeran Arab Saudi Alwaleed bin Khaled bin Talal Al Saud, yang dikenal sebagai 'Sleeping Prince', menghembuskan napas terakhirnya dalam keadaan koma selama dua puluh tahun. Ia meninggal di usia 36 tahun.

Ayah mendiang, Pangeran Khaled bin Talal Al Saud, mengungkapkan kematian putranya di fasilitas medis Saudi pada hari Sabtu (19/7/2025).

"Dengan hati yang meyakini kehendak dan ketetapan Allah, dan dengan duka dan kesedihan yang mendalam, kami berduka cita atas putra terkasih kami: Pangeran Al-Waleed bin Khaled bin Talal bin Abdulaziz Al Saud, semoga Allah merahmatinya, yang meninggal dunia hari ini," tulis ayah almarhum dalam bahasa Arab pada X.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pangeran Khaled juga mengumumkan upacara pemakaman akan dilaksanakan pada hari Minggu (20/7) dengan menyertakan gambar hitam-putih putranya yang terbaring di ranjang rumah sakit dengan mata tertutup.

Sebelumnya pangeran Alwaleed yang lahir pada April 1990 dan akrab dipanggil Dede oleh keluarganya, mengalami cedera dalam kecelakaan mobil pada tahun 2005 saat bersekolah di akademi militer di London. Saat itu, ia berusia 15 tahun.

ADVERTISEMENT

Dikutip dari Mint, ia kemudian mengalami koma setelah mengalami cedera otak parah atau traumatic brain injury dan perdarahan internal. Ia kemudian dikirim ke King Abdulaziz Medical City di Riyadh, Arab Saudi, dan tak sadarkan diri di sana hingga wafatnya.

Selama dua puluh tahun saat Alwaleed koma, ayahnya memilih untuk tetap menggunakan alat bantu kehidupan, menegaskan hidup dan mati sepenuhnya berada di tangan Tuhan.

Ia bahkan mengunggah video dirinya dan anggota keluarga dekat lainnya yang berdoa untuk kesembuhan Alwaleed di media sosial.

Mengapa Cedera Otak Bisa Memicu Koma?

Dikutip dari Hopkins Medicine, traumatic brain injury (TBI) atau cedera otak traumatis terjadi ketika serangan fisik eksternal yang tiba-tiba menyebabkan kerusakan pada otak. Kondisi ini merupakan salah satu penyebab paling umum dari kecacatan dan kematian pada orang dewasa.

TBI merupakan istilah luas yang menggambarkan berbagai jenis cedera yang dapat terjadi pada otak. Kerusakannya bisa bersifat fokal (terbatas pada satu area otak) atau difus (terjadi di lebih dari satu area otak).

Menurut Mayo Clinic, cedera otak dapat menimbulkan komplikasi serius, salah satunya adalah koma. Koma adalah kondisi ketika seseorang tidak sadarkan diri, tidak menyadari apa pun di sekitarnya, dan tidak memberikan respons terhadap rangsangan apa pun. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh kerusakan luas pada seluruh bagian otak.

Selain itu, cedera otak juga dapat menyebabkan mati otak, yaitu ketika tidak ada aktivitas yang terukur di otak maupun batang otak. Pada seseorang yang telah dinyatakan mengalami mati otak, pelepasan alat bantu pernapasan akan menyebabkan napas berhenti dan diikuti oleh gagal jantung. Mati otak dianggap sebagai kondisi yang tidak dapat dipulihkan (irreversibel).




(suc/kna)

Berita Terkait