Tim ahli saraf di China menemukan, kondisi otak tertentu memang dirancang secara alami menunjukkan perilaku psikopatik, termasuk agresi dan pelanggaran aturan. Studi ini dilakukan dengan meneliti bagaimana struktur otak menghubungan psikopati dengan tindakan dunia nyata.
Peneliti menggunakan data pemindaian otak dari 82 orang yang diambil dari Leipzig Mind-Body Database, yaitu basis data neuroimaging dari orang dewasa di Leipzig, Jerman. Mereka mencatat ciri-ciri psikopatik setiap orang dengan Short Dark Triad Test, yaitu kuesioner yang terdiri dari 27 pertanyaan yang mengukur narsisme, kecenderungan manipulatif, dan ciri psikopatik seperti kurangnya empati.
Responden diminta menilai diri mereka sendiri dengan skala 1-5 dengan '1' sebagai 'sangat tidak setuju' dan 5 sebagai 'sangat setuju'.
Kemudian, perilaku peserta dievaluasi menggunakan Adult Self-Report, yang mengukur berbagai tindakan emosional dan perilaku, termasuk perilaku agresif, pelanggaran aturan, dan intrusif. Misalnya seperti mengajukan pertanyaan pribadi yang tidak pantas atau melanggar batas fisik. Semakin tinggi skor, maka semakin parah perilaku eksternal yang ditunjukkan.
Ilmuwan lalu menggunakan data MRI (Magnetic Resonance Imaging) masing-masing orang untuk memetakan bagaimana bagian-bagian otak secara fisik terhubung. Studi ini mengidentifikasi dua koneksi utama otak yang berkaitan dengan perilaku impulsif dan antisosial pada orang dengan ciri-ciri psikopatik berdasarkan hasil kuesioner mereka.
"Ciri psikopatik terutama dikaitkan dengan meningkatnya konektivitas struktural dalam wilayah frontal (lima koneksi) dan parietal (dua koneksi)," kata peneliti dikutip dari Daily Mail, Sabtu (2/8/2025).
Simak Video "Video: Pentingnya Peduli dengan Kesehatan Mental Diri Sendiri"
(avk/up)