Amerika Serikat mengeluarkan peringatan bagi warganya yang akan bepergian ke China, menyusul merebaknya virus chikungunya yang ditularkan melalui gigitan nyamuk.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS atau The Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menetapkan peringatan perjalanan level 2, mengimbau masyarakat untuk "melakukan tindakan pencegahan ekstra."
Peringatan yang dikeluarkan pekan lalu ini menyebutkan bahwa wabah chikungunya terkonsentrasi di Provinsi Guangdong, dengan sebagian besar kasus dilaporkan di kota Foshan. Dalam beberapa pekan terakhir, wilayah dekat Hong Kong tersebut telah mencatat lebih dari 7.000 kasus.
Virus chikungunya, yang pertama kali diidentifikasi di Afrika pada awal 1950-an, menyebabkan penyakit dengan nama yang sama. Gejalanya meliputi nyeri sendi yang parah, demam, dan kelelahan, yang biasanya muncul tiga hingga tujuh hari setelah digigit nyamuk yang terinfeksi.
"Kebanyakan orang sembuh dalam waktu seminggu; namun, beberapa orang bisa mengalami nyeri sendi parah selama berbulan-bulan hingga bertahun-tahun setelah sakit akut," jelas CDC, seraya menambahkan bahwa kasus kematian akibat virus ini tergolong jarang.
Simak Video "Video: Wabah Chikungunya di Jawa Barat: 6000 Orang Terjangkit"
(kna/kna)