Populasi Jepang Makin Menyusut, Angka Kematian Lebih Tinggi dari Kelahiran

Suci Risanti Rahmadania - detikHealth
Senin, 11 Agu 2025 07:35 WIB
Ilustrasi warga Jepang (Foto: AP/Hiro Komae)
Jakarta -

Hampir satu juta lebih banyak kematian dibandingkan kelahiran tercatat di Jepang tahun lalu, menjadi penurunan populasi tahunan paling tajam sejak survei pemerintah dimulai pada 1968.

Perdana Menteri Shigeru Ishiba menggambarkan krisis demografi akibat menua­nya populasi Jepang sebagai 'quiet emergency', serta menjanjikan kebijakan ramah keluarga seperti penitipan anak gratis dan jam kerja yang lebih fleksibel.

Namun, upaya untuk membalikkan rendahnya angka kelahiran di kalangan perempuan Jepang sejauh ini belum memberikan dampak berarti.

Data terbaru yang dirilis pada Rabu (6/8) oleh Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang, menunjukkan jumlah warga di negara itu berkurang sebanyak 908.574 orang pada 2024.

Jepang juga mencatat 686.061 kelahiran, angka terendah sejak pencatatan dimulai pada 1899, sementara hampir 1,6 juta orang meninggal. Artinya, untuk setiap bayi yang lahir, lebih dari dua orang meninggal dunia.

Dikutip dari BBC, ini menandai tahun ke-16 berturut-turut penurunan populasi, yang memberi tekanan besar pada sistem pensiun dan layanan kesehatan negara tersebut.

Jumlah penduduk asing mencapai rekor tertinggi 3,6 juta jiwa per 1 Januari 2025, atau hampir 3 persen dari total populasi Jepang. Pemerintah secara hati-hati mulai menerima tenaga kerja asing melalui peluncuran visa nomaden digital dan program peningkatan keterampilan. Namun, imigrasi tetap menjadi isu sensitif secara politik di negara yang mayoritas penduduknya berpandangan konservatif ini.

Secara keseluruhan, populasi Jepang menurun 0,44 persen dari tahun 2023 menjadi sekitar 124,3 juta jiwa pada awal tahun ini.
Penduduk lanjut usia berusia 65 tahun ke atas kini mencakup hampir 30 persen populasi, proporsi tertinggi kedua di dunia setelah Monako, menurut Bank Dunia. Sementara itu, populasi usia kerja (15-64 tahun) turun menjadi sekitar 60 persen.

Semakin banyak kota dan desa yang mengalami penurunan populasi drastis, dengan hampir empat juta rumah terbengkalai dalam dua dekade terakhir, menurut data pemerintah yang dirilis tahun lalu.



Simak Video "Warganya Ogah Nikah, Populasi Jepang Alami Penurunan 15 Tahun Berturut-Turut"


(suc/suc)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork