Ingin Anak Tumbuh Cerdas? Jangan Lewatkan Nutrisi yang Tepat di Usia 0-3 Tahun

Nafilah Sri Sagita K - detikHealth
Kamis, 14 Agu 2025 07:15 WIB
Nutrisi penting untuk kecerdasan (Foto: Getty Images/sturti)
Jakarta -

Sebagian besar struktur dan kapasitas otak terbentuk sejak dini sebelum anak berusia 3 tahun. Karenanya, nutrisi di rentang periode 0-3 tahun perlu dioptimalkan demi tumbuh kembang mereka.

Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Wamendiktisaintek Prof Stella Christie menekankan perkembangan otak di golden periode tersebut relatif sangat cepat.

"Gizi ini meningkatkan atau berpengaruh terhadap juga kondisi kognitif kita. Otak sebenarnya berkembang sangat cepat di 0 sampai 3 tahun. Jadi gizi-gizi yang diasup sejak di kandungan itu sudah mempengaruhi perkembangan otaknya," tutur Prof Stella dalam perbincangan dengan detikcom, Jumat (18/7/2025).

Bila tidak mendapatkan gizi yang tepat, dampak buruk yang muncul berpengaruh pada perkembangan kognitif, daya ingat, perhatian, dan kemampuan akademik di kemudian hari.

Dampak Buruk ke Otak saat Kekurangan Nutrisi

Mengacu jurnal 'The Role of Nutrition in Brain Development: The Golden Opportunity of the 'First 1000 Days', otak terdiri dari berbagai wilayah anatomi dan proses, masing-masing memiliki lintasan perkembangan yang relatif berbeda. Sebagian besar, pertumbuhannya paling pesat terjadi dalam kandungan hingga sesaat setelah lahir.

Mielinisasi ditemukan meningkat tajam pada usia kehamilan 32 minggu dan paling aktif dalam dua tahun pertama setelah lahir. Mielinisasi adalah proses pembentukan lapisan lemak yang disebut mielin di sekitar akson atau 'serabut saraf', berfungsi untuk mempercepat transmisi impuls saraf dan meningkatkan fungsi otak.

Begitu juga dengan sistem neurotransmiter monoamin yang berperan dalam emosi, perasaan menghargai, dan suasana hati. Sistem ini mulai berkembang sejak prenatal dan terus bertumbuh cepat setidaknya hingga usia 3 tahun.

Hal yang tidak kalah penting adalah hippocampus, pusat pengaturan memori dan pengenalan spasial. Keduanya memasuki fase pertumbuhan dalam sekitar usia kehamilan 32 minggu dan terus berkembang selama 18 bulan pertama pasca kelahiran.

Dilanjut dengan korteks prefrontal, yang bertanggung jawab atas fungsi-fungsi vital dalam kemampuan multitasking anak, perkembangan bagian otak ini mulai melonjak dalam satu bulan pertama kehidupan.

"Menjaga lintasan perkembangan setiap wilayah otak sangat penting, bukan hanya agar wilayah itu berfungsi optimal, tetapi juga agar dapat bekerja secara terkoordinasi dalam jaringan otak kompleks yang membentuk perilaku," beber Professor of Pediatrics Michael K Georgieff di University of Minnesota School of Medicine.

Masa Kritis Perkembangan Otak Anak

Bila kekurangan nutrisi terjadi lebih awal, bagian hippocampus lebih mungkin terdampak dibanding korteks prefrontal. Dalam temuan riset 2020 di The Journal of Pediatrics, ketidakseimbangan antara input hippocampal dan prefrontal di sirkuit otak, juga sirkuit area tegmental ventral, bisa menyebabkan gangguan perilaku serius, bahkan salah satunya skizofrenia, gangguan mental berat.

Karenanya, sejumlah ilmuwan saraf menekankan pentingnya memperhatikan masa kritis dan sensitif. Masa kritis adalah periode awal kehidupan ketika masalah nutrisi menyebabkan konsekuensi jangka panjang yang tidak dapat dipulihkan.

Sementara masa sensitif menjadi periode ketika otak lebih rentan terhadap faktor lingkungan, tetapi dampaknya tidak selalu permanen. Keduanya sama-sama penting sehingga tak boleh terabaikan.

Dari temuan tersebut, orangtua perlu memahami apa saja nutrisi yang sebaiknya diberikan pada anak, bahkan sejak awal kehamilan. Rekomendasi Kemenkes RI terkait pedoman gizi seimbang, ibu hamil setidaknya memerlukan pemenuhan gizi asam folat, protein dari kacang-kacangan, juga hati dan sayur.

Kalsium dari susu dan ikan-ikanan, protein dari ikan, ayam, serta telur, zat besi dari daging merah tanpa lemak, terakhir vitamin D dari ikan dan jeruk.

Komite Nutrisi dari American Academy of Pediatrics merekomendasikan nutrisi tertentu untuk perkembangan otak yang sehat pada balita, di antaranya kolin, folat, yodium, hingga zat besi. Anak juga memerlukan asam lemak tak jenuh seperti omega 3, protein, vitamin A, D, B6, B12, juga seng.



Simak Video "Video Apoteker: Kekurangan Mikronutrien Jadi Akar Kasus Stunting di Indonesia"


(up/up)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork