Ini yang Terjadi pada Otak Pengidap Skizofrenia, Gangguan Mental Berat Terabaikan

Nafilah Sri Sagita K - detikHealth
Kamis, 04 Sep 2025 08:18 WIB
Ilustrasi skizofrenia. (Foto: Getty Images/CasarsaGuru)
Jakarta -

Skizofrenia menjadi salah satu penyakit mental yang paling dikenal tetapi juga terbanyak disalahpahami. Skizofrenia sedikitnya terjadi pada 0,32 persen populasi global atau sekitar 24 juta orang.

Sebagai catatan, gangguan mental skizofrenia memengaruhi fungsi kerja otak. Ada masalah kronis yang kerap memicu gejala psikosis, delusi, halusinasi, serta pikiran dan ucapan tidak sejalan.

Asosiasi Psikiatri Amerika menyebut gejala skizofrenia memburuk seiring waktu.

Hal ini yang juga dialami Henry Cockburn, warga AS tersebut bahkan menilai munculnya gejala skizofrenia terasa seperti sesuatu yang normal, baginya.

Kilas balik ke Februari 2002, Henry yang kala itu masih berusia 20-an meninggalkan Universitas Brighton, ingin menempuh perjalanan sejauh 70 mil atau sekitar 113 kilometer tanpa alas kaki, untuk ke rumah masa kecilnya di Canterbury.

Sekitar 24 kilometer dalam perjalanannya, ia mendengar suara pesawat di kejauhan, dan entah bagaimana meyakini ada kekuatan jahat yang tahu dirinya telah pergi. Intinya, Cockburn yakin sedang diikuti.

Karenanya, ia menyelam ke perairan pasang surut yang dingin di Muara Newhaven dan berenang menjauh dari kehadiran yang dianggap 'jahat' itu. Beruntung, para nelayan kemudian menemukan Cockbun dan menyelamatkannya tepat sebelum pingsan karena hipotermia.

Setelah disadarkan kembali di rumah sakit umum, ia dipindahkan ke rumah sakit jiwa, tempat dokter mendiagnosisnya mengidap skizofrenia. Rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit pertama dari beberapa rumah sakit tempat ia menghabiskan delapan tahun berikutnya.

Kasus Cockburn mencerminkan pola gejala yang khas. Pada awal masa dewasa, gangguan psikologis yang mengarah pada keyakinan palsu, halusinasi, dan paranoia, yang semuanya meningkat seiring waktu.

"Saya melihatnya lebih sebagai kebangkitan spiritual dan bukan skizofrenia paranoid," kenang Cockburn.

"Rasanya seperti saya sedang melarikan diri, dan jika menjadi bagian dari sistem dan menarik diri dari sistem, sistem tidak menyukainya. Saya agak kesal dan marah, seperti, 'Mengapa orang-orang tidak bisa memahami saya?'" Cockburn menambahkan.



Simak Video "Video: PDSKJI Sebut Daya Kognitif Lemah Buat Perilaku Remaja Makin Agresif"


(naf/naf)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork