Program makan bergizi gratis (MBG) digadang-gadang pemerintah sebagai salah satu prioritas nasional untuk memperbaiki status gizi anak, menurunkan angka stunting, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Namun, beberapa kasus keracunan massal yang muncul di sejumlah daerah justru bertolakbelakang dengan tujuan utama tersebut.
Alih-alih menjadi solusi, makanan yang seharusnya menyehatkan malah berubah menjadi ancaman. Kasus luar biasa (KLB) keracunan pangan di Kabupaten Bandung Barat misalnya, sudah menimpa lebih seribu pelajar dalam kurun kurang dari sepekan. Ini menjadi bukti ada celah serius dalam aspek keamanan pangan program MBG.
Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr Piprim Basarah Yanuarso, menekankan kasus keracunan makanan pada anak bukanlah hal sepele. Orang tua, guru, dan pihak sekolah harus sigap melakukan langkah pertama ketika gejala muncul.
Tanda Perlu Segera Dibawa ke RS
dr Piprim menekankan keluhan tertentu menjadi tanda anak perlu segera mendapatkan penanganan lebih lanjut di puskesmas maupun rumah sakit terdekat. Berikut ciri-cirinya:
- Muntah atau diare terus-menerus
- Ada darah dalam muntahan atau tinja
- Anak sangat lemas hingga tidak mampu minum
- Segera menghentikan konsumsi menu MBG saat dicurigai terdapat bau tidak sedap menyengat dan pangan yang tidak segar.
"Begitu ada gejala, hentikan segera konsumsi makanan tersebut," jelas dr Piprim dalam keterangannya, Kamis (25/9/2025).
(naf/up)