Viral Tren '10 Ribu di Tangan Istri yang Tepat', Ibu Hamil Jangan Coba-coba!

Viral Tren '10 Ribu di Tangan Istri yang Tepat', Ibu Hamil Jangan Coba-coba!

Suci Risanti Rahmadania - detikHealth
Kamis, 09 Okt 2025 18:15 WIB
Viral Tren 10 Ribu di Tangan Istri yang Tepat, Ibu Hamil Jangan Coba-coba!
Ilustrasi (Foto: Getty Images/iStockphoto/enviromantic)
Jakarta -

Di media sosial TikTok belakangan sedang viral sebuah tren kontroversial '10 Ribu di Tangan Istri yang Tepat'. Dalam konten tersebut, istri akan memasak sesuatu dengan bahan-bahan yang terbilang sederhana karena tidak boleh melewati budget.

Dokter spesialis gizi klinik dr Johanes Chandrawinata, SpGK mengatakan tren ini bisa berdampak buruk kepada keseimbangan gizi anak. Khususnya bagi para ibu hamil yang juga berkewajiban memenuhi nutrisi janin dalam kandungannya.

"Anak itu tidak minta dilahirkan, tapi ibu dan ayahnya yang ingin punya anak. Karena itu anak sejak dalam kandungan menjadi tanggung jawab orang tuanya. Harus dicukupi kebutuhan gizinya," kata dr Johanes kepada detikcom, Kamis (9/10/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi bila belum mampu memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil, sebaiknya tunda kehamilan dengan ber-KB," sambungnya.

ADVERTISEMENT

dr Johanes menambahkan bahwa dengan biaya Rp 10 ribu, apalagi mereka yang tinggal di kota-kota besar, akan besar kemungkinan hanya mendapatkan bahan masakan yang sederhana dan monoton.

"Kurang asupan gizi selama hamil dapat menyebabkan gangguan tumbuh kembang janin, yang tentunya berpotensi meningkatkan risiko kehamilan dan janin yang kurang optimal," katanya.


"Memang kebutuhan gizi selama kehamilan meningkat terutama trimester ke 2 dan 3," sambungnya.

Lalu, program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) di posyandu seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) menurut dr Johanes hanya diberikan terbatas, sehingga kurang dalam pemenuhan gizi ibu hamil.

Halaman 2 dari 2
(suc/up)
10 Ribu di Tangan Istri yang Tepat
6 Konten
Tren viral '10 ribu di tangan istri yang tepat' memantik kontroversi. Ada yang menyikapinya sebagai humor saja, tapi realitanya memang ironis dengan kondisi kecukupan gizi yang masih jauh panggang dari api.

Berita Terkait