Kronologi Pasien di China Terima Donor Hati Babi, Bisa Hidup hingga 171 Hari

Sarah Oktaviani Alam - detikHealth
Jumat, 10 Okt 2025 12:01 WIB
Foto ilustrasi: Getty Images/iStockphoto/gorodenkoff
Jakarta -

Para dokter di China berhasil melakukan transplantasi hati babi hasil rekayasa genetika pada seorang pria 71 tahun. Kasus ini dipublikasikan melalui Journal of Hepatology.

Kasus berawal saat para dokter di Rumah Sakit Afiliasi Pertama Universitas Kedokteran Anhul di China, mentransplantasikan hati dari seekor babi berusia 11 bulan pada pria berusia 71 tahun pada Mei 2024. Organ babi tersebut telah menjalani 10 suntingan gen untuk mengurangi kemungkinan infeksi atau penolakan.

Dikutip dari CNN, dokter juga memberikan pasien tersebut obat untuk menekan sistem kekebalan tubuhnya agar tidak menolak organ asing tersebut.

Pasien Alami Sirosis Terkait Hepatitis B

Awalnya, pasien tersebut dirawat di rumah sakit karena sirosis terkait hepatitis B. Itu merupakan suatu kondisi saat jaringan parut menggantikan jaringan sehat, mengganggu fungsi hati dan terkadang menyebabkan gagal hati.

Ia juga memiliki tumor besar di lobus kanan hatinya, tetapi upaya untuk mengecilkan tumor besar itu dengan kemoterapi konsentrasi tinggi yang ditargetkan pada suplai darahnya tidak berhasil.

Umumnya, pada kasus seperti ini dokter akan mengangkat sebagian hati lewat pembedahan. Tetapi, sisa hati dari pasien tersebut kemungkinan terlalu kecil untuk memenuhi kebutuhan metabolismenya.

Setelah hampir tiga minggu di rumah sakit, pria tersebut mengalami nyeri perut yang parah, tes menunjukkan bahwa tumor tersebut berisiko pecah. Dari pihak keluarga juga tidak ada yang bisa menyumbangkan jaringan hati karena tidak cocok, sehingga hati babi yang dianggap dapat menyelamatkan pasien.

Setelah pasien dan putrinya berdiskusi dengan para dokter, mereka setuju untuk melanjutkannya.

"Kita perlu sangat menghormati pasien ini dan keluarganya. Pasien ini memberikan kontribusi yang begitu istimewa bagi bidang sains ini, dan kita perlu berterima kasih kepada semua pasien yang telah memberikan kontribusi yang begitu besar bagi bidang ini," terang presiden Rumah Sakit Afiliasi Pertama Universitas Kedokteran Anhui dan salah satu penulis studi baru ini, Dr Beicheng Sun.




(sao/naf)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork